Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibadah Bukan Beban, Tetapi Mengurangi Beban

22 Mei 2018   07:51 Diperbarui: 22 Mei 2018   08:14 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Bagaimana puasanya? Berat, tidak?" Saya bertanya pada seorang office boy pagi itu pada puasa hari ke-3.

Dengan mantap ia menjawab,"Ibadah itu bukan beban, tapi mengurangi beban!" wajahnya penuh senyum.

Keren banget menurut saya. Walau sudah cukup banyak membaca dan mendengar, seumur-umur saya baru mendengar kalimat ini. Entah ia mengutip dan mana dan siapa yang pernah mengatakan.

Yang terpenting adalah kata-kata itu walau sedemikian sederhana, namun sangat menggugah dan membuka pemikiran.

Buat orang-orang yang belum sadar alias masih tersesat dalam lautan kebenaran _ seperti saya ini_ jelas ibadah merupakan sebuah beban. Omong kosong bila tak mengakui.

Kalau bukan beban, kenyataanya, berapa banyak orang yang beragama yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dengan berat hati melakoni.  Karena merasakan begitu berat terpaksa atau malah rela meninggalkan ibadahnya. Ini kebenaran. Bahkan saking beratnya, sampai-sampai tak merasa sebagai beban lagi ketika tidak menjalani.

Sejatinya bila memiliki pemikiran bahwa ibadah itu sebagai kebutuhan, sama halnya dengan kebutuhan untuk makan, minum atau tidur, maka pasti tidak akan merasa berat.

Karena dianggap sebagai beban, jadinya memang terasa berat. Sangat amat malah. Tetapi bila menganggap sebagai kebutuhan, pasti akan selalu merasa butuh. Sebab di dalam kebutuhan beribadah itu ada Tuhan. Kebu-Tuhan.

Kenapa beribadah itu bisa dikatakan sebagai justru mengurangi beban? Pastilah. Dengan selalu menunaikan kewajiban beribadah pasti akan mengurangi beban dosa karena tidak melakukan kewajiban.

Selain itu juga akan mengurangi beban energi-energi negatif yang ada pada tubuh dan pikiran. Mengurangi hawa nafsu yang berlebihan. Artinya juga dengan selalu beribadah pasti hidup lebih tenang dan damai, sehingga beban hidup dan stres akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Benarlah, bahwa beribadah itu akan mengurangi beban. Bila demikian, ketika menganggap kerja sebagai ibadah, membantu sesama sebagai ibadah, bayar pajak atau menulis sebagai ibadah, tentu tak akan sangat berkurang bebannya alias tidak merasa berat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun