Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tingginya Partisipasi Pemilu di AS dan Korsel, Pelecut Semangat Pilkada 2020

5 November 2020   16:15 Diperbarui: 6 November 2020   18:30 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memasukan kertas suara ketika pemilu. (sumber: thinkstock via kompas.com)

Antusiasme warga Amerika Serikat (AS) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2020 sangat tinggi meskipun digelar di tengah pandemi Covid-19. Hal itu diharapkan dia bisa diikuti Indonesia yang pada 9 Desember nanti akan menghelat Pilkada Serentak tahun 2020.

Partisipasi Pilpres AS melonjak tajam sejak terakhir kali 1 abad lebih (120 tahun silam). Hampir 160 juta warga atau sekitar 67 persen dari total pemilih yang memenuhi syarat, telah berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) dan rela mengantre berjam-jam.

Ada yang mengirim surat suara melalui pos. Yang jelas mekanisme Pemilu AS sangat berbeda dengan di Indonesia. Namun yang bisa dijadikan pembelajaran di Indonesia ialah bagaimana mengoptimalkan partisipasi pemilih agar masyarakat tidak ketakutan untuk datang ke TPS.

Meskipun digelar di tengah pandemi, lanjut dia, bahkan Amerika Serikat mencatat kasus dan kematian tertinggi di seluruh dunia, dengan jumlah kasus harian mencapai 84.000 pada Senin (02/11), namun partisipasi pemilih di AS mencatatkan rekor baru setelah 120 tahun terakhir.

Mengutip sumber data dari US Election Project di Universitas Florida, tingkat partisipasi Pilpres di AS kali ini tertinggi selama masa modern. Kita tentu saja belum bisa langsung mengadopsi cara AS yang memberi kemudahan pemilih dengan memilih di rumah dan mengirim surat suaranya melalui pos.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya partisipasi di Pilpres AS. Beberapa dia ntaranya yaitu isu gagalnya Capres petahana dalam menangani Covid-19 dan dampak sosial ekonominya.

Jumlah pemilih yang besar di Pilpres AS tampaknya didorong oleh masalah-masalah penting yang telah menjungkirbalikkan kehidupan hampir setiap warga AS. 

Kekecewaan warga atas tingginya angka Covid-19 dan ekonomi yang lesu, serta sejumlah kontroversi kebijakan politik nasional maupun global era Trump menjadi faktor penting warga AS begitu antusias terlibat dalam Pilpres.

Indonesia, jelang Pilkada 2020 sebenarnya sudah on the track. Dalam tahapan kampanye, Pemerintah bersama Penyelenggara Pemilu telah menjadikan isu penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonominya menjadi isu sentral.

Pekerjaan rumah penting lainnya yang harus diantisipasi ke depannya ialah sosialisasi Pilkada sehat dan aman Covid-19 serta lebih massif lagi meyakinkan publik bahwa Pilkada 2020 ini sangat penting untuk memilih pemimpin di daerah yang memiliki strategi kebijakan jitu untuk menangani Covid-19 dan dampak sosial ekonominya.

Karena itu, isu penanganan Covid-19, isu pemulihan ekonomi harus terus diangkat, agar masyarakat tergerak untuk berpartisipasi menentukan masa depan daerahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun