Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Money

Desa Harus Jadi Kekuatan Ekonomi

5 Agustus 2020   20:43 Diperbarui: 5 Agustus 2020   20:35 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kemensetneg Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan motor trail saat menjajal salah satu ruas jalan Trans Papua, Rabu (10/5/2017)

Oleh: Reza Fahlevi, S.IP -- Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

PRESIDEN Joko Widodo dalam Nawacita poin ketiga hendak membangun Indonesia dari pinggiran yang selama ini tertinggal dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan. 

Menunaikan salah satu Program Nawacita untuk membangun dari pinggiran telah terbukti dalam periode pertama Pemerintahan Presiden Jokowi: anggaran desa sejak 2015 hingga 2019 telah dikucurkan Rp257 Triliun dan dari tahun 2019 hingga 2025, Pemerintah bertekad mengalokasikan hingga Rp400 Triliun ke seluruh desa di Indonesia.

Anggaran Desa dan sejumlah pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, waduk, irigasi, embung, serta infrastruktur pertanian lain yang bersumber dari APBN juga telah direalisasikan di seluruh desa dari Sabang sampai Merauke.

Hal itu merupakan ikhtiar Pemerintahan Jokowi untuk membangun Indonesia dari pinggiran sebagai wujud nyata pemerataan pembangunan yang berkeadilan sesuai Sila ke-5 Pancasila: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote secara merata dan berkeadilan. Kita ingin rakyat di perbatasan, di pulau-pulau terluar, di kawasan tertinggal merasakan kehadiran negara Republik Indonesia," tegas Presiden dalam berbagai kesempatan.

Presiden Jokowi dan jajarannya memfokuskan pemerataan pembangunan yang berkeadilan di daerah-daerah antara lain melalui Dana Desa dan Dana Transfer ke Daerah.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dalam Rapat Kerja (Raker) Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 Tingkat Provinsi Jawa Barat di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Senin (2/3/2020) mengungkapkan, prioritas utama Bapak Presiden sejak 2014 yang ingin membangun Indonesia dari pinggiran dan pedesaan bertujuan agar terjadi pemerataan pembangunan.

Selama ini, dikatakan Mendagri Tito, konsentrasi ada di kota-kota, akhirnya memicu urbanisasi. Kenapa? Karena rakyat di pedalaman, pedesaan, pinggiran itu merasa tertinggalkan. Ini tidak bagus untuk konsep sebuah negara besar seperti Indonesia.

Urbanisasi, sambung mantan Kapolri itu pasti akan memicu banyak persoalan di perkotaan seperti kemacetan, pengangguran, dan kemudian akhirnya jadi kriminalitas. Karena itulah, keinginan Presiden Jokowi ingin membangun dari pinggiran karena jantung dari Republik ini ada di desa.

"Dana desa yang merupakan Program Presiden Joko Widodo ditujukan untuk pemerataan pembangunan hingga ke wilayah pedesaan," tambah Mendagri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun