Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Lainnya - Pakar tidak jelas

Manusia biasa yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Tani: Refleksi (Peran Mahasiswa) Penyambung Lidah Rakyat

24 September 2021   19:13 Diperbarui: 24 September 2021   19:16 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada hari tani nasional ini ada beberapa hal yang kemudian ingin saya tuliskan perihal beberapa peristiwa yang berkaitan dengan slogan slogan atau julukan dalam tittle seorang "mahasiswa". Minggu lalu tentu kita tidak lupa perihal pembentangan tulisan oleh salah satu masyarakat yang berprofesi sebagai peternak ayam petelur, ya bapak Suroto. 

Banyak kemudian yang mengabarkan bahwa bapak Suroto ditangkap oleh aparatur pemerintah karena membentangkan spanduk (istilahnya) yang bertuliskan "Pak Jokowi bantu peternak beli jagung dengan harga wajar".

Pemberitaan ini tidak hanya ada di satu media tapi banyak media yang memberitakan dan menyatakan bahwa pemerintah telah Kembali ke zaman orde baru, anti kritik dan kalimat kalimat lainnya.

Akhirnya bapak Suroto yang katanya telah menerima bentuk ketidakadilan, dan tidak bisa berekspresi secara bebas di negeri demokrasi serta telah merdeka untuk menggunakan hak hak nya sebagai warga negara terlihat hadir dan berada di gedung istana kepresidenan bersama Perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan dan Peternak Ayam Petelur yang diundang oleh Presiden Jokowi dan juga dihadiri oleh kementerian pertanian dan kementerian perdagangan. 

Ada yang menarik dari pertemuan ini yaitu ucapan bapak Suroto yang mengatakan "Saya percaya satu-satunya orang Indonesia yang pada saat ini bisa menolong peternak, ya hanya pak Jokowi". 

Selain itu ada juga cerita cerita perihal para petani yang meminta bantuan melalui asosiasi dan koperasi, lembaga pemerintahan yang ada di daerah namun pertemuan -- pertemuan itu tidak menghasilkan solusi bagi para peternak yang sedang sulit.

Peristiwa ini sedikit menyinggung saya secara pribadi  dan para aktivis baik bertittle mahasiswa atau aliansi -- aliansi atas nama rakyat dengan berbagai macam keagungan yang selalu di suarakan, saya akan sedikit berfokus pada mahasiswa. 

Mahasiswa pernah dikatakan sebagai penyambung lidah rakyat, berhenti sejenak, rakyat mana yang hari ini kita sambungkan? Aspirasi siapa yang hari ini kita perjuangkan? Atau mungkin mahasiswa telah menjadi mahasewa dengan berbagai macam kepentingan untuk mendapatkan keuntungan? karena mahasiswa dapat dikatakan sebagai masa terbanyak yang mampu melakukan gerakan, gerakan itu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pihak -- pihak tertentu yang akan diuntungkan, sudah sudah pikiran ini tidak usah diteruskan kita lanjut pada berikutnya.

Berbicara perihal peran mahasiswa terkait agent of change, agent social control dan intelectual pertanyaan yang kemudian muncul ialah perubahan apa, kontrol sosial bagaimana yang kita lakukan untuk kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia? Masyarakat sekitar saja kadang kita lupa. 

Saya memiliki argumentasi begini (terlepas ini benar atau salah saya hanya ingin menyampaikan) kadang kita terkotakkan oleh argumentasi orang orang yang memiliki gelar dan argumentasi pemerintahan, saat ada pernyataan tentang oligarki, penindasan, kesengsaraan, merampas hak rakyat dan semua saudaranya itu kita anggap benar dan semua argumentasi dari pihak lain (pemerintahan ataupun lainnya yang pro kepada pemerintahan) selalu disebut sebut sebagai antek antek pemerintahan, penjilat pemerintahan, tidak aktivis.
Bagi saya menjadi mahasiswa yang keren, aktivis yang keren bukan karena ia pernah melakukan demonstrasi, bukan karena ia pernah menarasikan penindasan, bukan karena ia selalu mengikuti aksi, tapi ia yang benar -- benar hadir membela keadilan, berusaha membantu berbagai macam kalangan masyarakat, dapat menyambungkan aspirasi masyarakat untuk menghasilkan solusi dengan perjuangan analisa yang tepat, diskusi yang hebat, dan komunikasi yang cepat. 

Pertanyaannya bagaimana melakukan analisa yang tepat saat refrensi sebatas argumentasi orang -- orang itu saja, bagaiamana melakukan diskusi yang hebat saat dalam forum hanya satu arah saja, bagaimana menghasilkan komunikasi yang cepat saat bahan komunikasi tidak jelas untuk disampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun