Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Lainnya - Pakar tidak jelas

Manusia biasa yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Dirgahayu pada Indonesia

17 Agustus 2020   07:20 Diperbarui: 17 Agustus 2020   07:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dirgahayu Indonesia, perjuangan belum dan tidak akan usai sebab dalam kehidupan selalu ada perjuangan hanya berbeda cara berjuangnya saja. Jika para pendahulu berjuang dengan bambu runcing dan senjata lainnya untuk memerdekakan Indonesia dari berbagai macam bentuk jajahan asing hari ini kita berjuang memperbaiki kekurangan, berjuang menghadapi globalisasi, terkhusus juga berjuang menghadapi covid-19. 

Sedikit perbedaan perjuangan kemerdekaan dan perjuangan hari ini, perjuangan kemerdekaan dapat diraih dengan adanya rasa yang sama membentuk semangat juang yang juga sama, hari ini jaga jarak bukan hanya berada pada fisik untuk mencegah penularan covid-19 tetapi juga rasa yang jauh sehingga tidak mengantarkan pada satu titik usaha yang sama.

75 tahun sudah Indonesia merdeka banyak sekali perubahan yang terjadi, terlebih hari ini Indonesia sedang mempersiapkan menjadi negara yang maju tentu hal itu akan memberi perubahan besar. Ada hal yang harus dipertahankan dan ada hal yang juga harus perbarui, perubahan zaman akibat berjalannya waktu dan arus globalisasi menjadikan kita selalu mengagungkan modern, 

tentu hal ini wajar sebab memang begitulah kejadiannya, terus berkembang. Indonesia dengan beraneka ragam budaya yang dimilikinya harus sadar dan bangga, ragam budaya Indonesia jangan sampai menjadi pengetahuan saja dalam lembaran buku tapi juga diajarkan dalam kehidupan untuk melestarikan kekayaan yang dimiliki.

Menuju Indonesia emas pada tahun 2045 tentu tidak sesedarhana membalikkan telapak tangan, mulai hari ini sudah harus dipersiapkan. Revolusi mental yang dilantangkan Presiden Jokowi saat kampanye pada awal pencalonannya tentu harus dipahami dan dipelajari betul sehingga tidak hanya modern pakaian dan gayanya tapi juga isinya. 

Mental-mental mengandalkan "orang dalam", mengambil sebagian anggaran yang dilebihkan untuk kesenangan, bekerja lebih lama agar pendapatan terus ada dan lainnya sudah bukan lagi waktunya. 

Salah satu tunjukan revolusi mental dalam beberapa hari terakhir oleh jokowi ialah saat ia menyampaikan pidato kenegaraannya kemarin, dimana ditengah pandemi ini bukan menjadikan kita fokus keluar dari permasalahan tapi melihat secara luas peluang-peluang membangun bangsa yang lebih baik lagi, seolah pandemi menjadi evaluasi besar bagi bangsa oleh alam, cara berfikir dan pandangan itu adalah bentuk dari revolusi mental yang digaungkan Presidan Jokowi tujuh tahun lalu.

Membicarakan 75 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang muda, banyak sudah pelajaran yang terjadi tinggal bagaimana hal itu pahami untuk membenahi. Satu pesan di hari kemerdekaan ini ialah kemajuan bangsa Indonesia terletak pada kemajuan desanya, ini tidak berarti desa-desa dibangun dengan megahnya, berbagai macam gedung ditinggikan, tidak, bangunan tidak melulu menjadi tolak ukur kemajuan, meski kadang yang bangunannya megah sering kali dikatakan maju. 

Desa-desa perlu orang semacam Presiden Jokowi yang dapat bekerja memberi perubahan besar, entah hal ini terjadi akibat faktor digital ataupun tidak, tapi intinya ialah memberi dampak perubahan yang besar terhadap masyarakat. Yang terjadi di Indonesia tidaklah demikian kepala-kepala daerah yang disorot hanya daerah perkotaan ataupun ibukota, ini sebagai bukti bahwa daerah lain ya biasa-biasa saja sehingga ada dan tiada pejabat daerah tidak terlalu memberi efek terhadap perubahan daerah itu sendiri.

Dana yang telah digelontorkan oleh pemerintah untuk setiap desa dan daerah perlu diperhatikan dan dimanfaatkan secara betul untuk masyarakat, sebab sebarapa besar yang dikeluarkan akan menjadi cuma-cuma jika tidak dapat dimanfaatkan. 

Perubahan cara berfikir mulai harus diperbarui, dapat menerima secara leluasa dan melihat dengan luas, sebab merdeka menjadi percuma saat kita hanya bebas melakukan keburukan tapi tidak bebas melakukan perubahan kebaikan. Mari merevolusi mental dengan perlahan, mental-mental sebagai negara besar yang maju dan cara berfikir yang juga maju, Dirgahayu Indonesia. Begitulah katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun