Manusia pada dasarnya diciptakan di muka bumi ini tiada lain menjadi sosok khalifah yang santun dan beradab, menjadi sosok khalifah untuk dirinya sendiri lebih-lebih untuk orang lain. Tetapi akhir-akhir ini kata khalifah seakan kata yang sangat radikal bahwa kata yang dapat mengancam kesimbangan(Balance) umat beragama dalam menata bangsa dan negaranya.Â
Kata khalifah bukan kata yang asing bahkan kata ini sudah familiar di kalangan masyarakat dan ini merupakan sunnahtullah (tradisi) dari Tuhan, dimana kata khalifah ada sebelum manusia pertama ada. Firman Allah dalam QS. 2 : 30 (Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat.Â
Aku hendak menjadikan Khalifah di bumi. Mereka berkata, apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujimu dan mensucikan namamu? Dia berfirman. Sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui). Firman ini mempunyai pesan tersirat kepada seluruh umat manusia, bahwa kata khalifa bukanlah kata yang baru diciptakan oleh manusia sendiri tetapi kata khalifah ada sebelum manusia diciptakan dan ini menjadi titel yang kita bawa di muka bumi yaitu seorang pemimpin.
Berbicara mengenai kepemimpinan, maka kita berbicara mengenai karakter-karakter yang dimiliki seorang pemimpin. Seorang pemimpin mempunyai andil dan kontribusi yang sangat besar dalam terciptanya tatanan masyarakat sosial yang tentram, adil, dan makmur seperti yang tertuan dalam pancasila dari sila pertama sampai sila ke-lima.Â
Pancasila bukanlah sekedar kata yang dibentuk menjadi pancasila tetapi merupakan ideologi bangsa indonesia dalam menciptakan pemimpin yang beradab dan berkarakter. Konsep atau definisi mengenai kepemimpinan sangatlah banyak. Menurut Glen bahwa sedikitnya terdapat 350-an definisi mengenai kepemimpinan tetapi hanya 3 golongan. Pertama, pemimpin sebagai pusat proses gerakan kelompok, pemimpin sebagai seni mempengaruhi. Ketiga, pemimpin sebagai  pembedaan kekuasaan, deferensiasi peranan, dan inisiasi struktur.
Pemimpin tidak hanya menempelkan titel kata pimimipin di dirinya teapi harus mengamalkan semua nilai-nilai mengenai kepemimpinan tersebut. Konsep kepemimpinan dalam buku ESQ karangan Ari Ginanjar Agustian setidaknya terdapat 5 tingkat kepemimpinan.
Pertama yaitu pemimpin yang dicintai, artinya seorang pemimpin harus mencintai seseorang yang dipimpin dan memberikan apresiasi terhadap kinerja kerja yang dilakukan serta tegas dalam menegur setiap kesalahan bawahannya.
Kedua pemimpin yang dipercaya, di kalangan masyarakat banyak pemimpin yang tidak mempunyai sikap integritas sehingga dalam memimpin keluar dari fitrah sebagai pemimpin.
Ketiga pemimpin yang dapat membimbing, salah satu yang menjadi tantangan kita semua ketika menjadi sosok pemimpin yaitu tidak bisa membimbing, tidak bisa memberikan contoh yang baik, serta tidak bisa memberikan motivasi-motivasi kepada orang yang dipimpin, seorang pemimpin yang baik merupakan seorang yang dapat membimbing dirinya sendiri dan orang lain.
Keempat pemimpin yang berkepribadian, banyak pemimpin yang memilki nilai integritas, dipercaya, bahkan dapat membimbing tetapi tidak bisa mengendalikan nafsu yang ada di dalam dirinya sehingga menurunkan reputasinya sebagai pemimpin yang disebutkan sebelumnya. Pemimpin yang berkepribadian merupakan pemimpin yang mempunyai reputasi serta karakter yang membangun semangat bawahannya.
Dan terakhir pemimpin yang abadi. Pemimpin yang abadi bukan pemimpin yang dapat memimpin sampai akhir zaman tetapi pemimipin yang memiliki pengaruh besar dalam terciptanya manusia yang beradab dan berkarkter. Salah satu contoh pemimpin yang masih dirasakan sampai sekarang bekas kepemimpinannya yaitu Nabi Muhammad SAW bahkan Michael H. Hart menobatkannya sebagai orang berpengaruh nomor satu di dunia dalam bukunya yang berjudul 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia.