Mohon tunggu...
Kasih Sitompul
Kasih Sitompul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Marhobas" dalam Adat Batak Toba

13 November 2022   18:51 Diperbarui: 13 November 2022   18:58 3181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia memiiki banyak sekali keberagaman budaya contohnya adalah "Adat Batak". Suku Batak terbagi atas 6 sub- suku yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak mandailing. Suku batak tersebar hampir di seluruh wilayah Sumatera Utara atau yang sering kita ketahui dengan Medan. 

Suku batak diketahui berasal dari pulau formosa di Taiwan, ada juga yang mengatakan dari kawasan indochina,  dan juga Mongolia. Ini bisa kita percayai sebab ada kesamaan-kesamaan yang terdapat pada suku batak dengan orang taiwan, seperti memakaikan kain di kepala. Namun disini, saya akan membahas lebih jelas lagi tentang adat dalam batak toba. 

Batak toba terdapat di berbagai kabupaten seperti Kabupaten Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, dan Kabupaten Tapanuli tengah. Adat dalam suku batak ada 2 yaitu adat dalam pernikahan (acara suka ) dan adat bagi yang meninggal (acara duka). 

Dalam Pernikahan Batak, Biasanya ada 2 sesi yang pertama Pamasumasuon (Pemberkatan) yang kedua Acara adat atau yang lebih sering disebut dengan "Mangadati".di dalam suku batak  sebuah pernikahan harus didahului dengan Martonggo Raja, dikatakan   Martonggo Raja karena yang berkumpul dan membahas jalannya acara adat hanyalah Bapak-bapak disini para petuah-petuah desa akan berkumpul untuk melakukan musyawarah . 

Disinilah dibicarakan sinamot atau mahar dari si perempuan. yang kedua Acara adat atau yang lebih sering disebut dengan "Mangadati". Dan Untuk adat bagi orang yang meninggal biasanya ada acara Marpungu juga. Dari kedua acara tersebut (pernikahan dan penguburan ), ada yang namanya acara mangulosi, acara ini  tidak bisa terlewatkan karena adat batak identik dengan yang namanya mangulosi. 

Mangolusi adalah bagian dari acara batak yang sangat penting. Mangolusi adalah pemberian ulos bagi yang menikah atau pun bagi orang yang meninggal, di dalam ulos ada makna yang terkandung ,maknanya juga  berbeda beda. Ulos dalam adat batak adalah sebagai simbol yang baik, hubungan erat, makna ulos untuk pernikahan adalah supaya pernikahan tersebut bahagia, tidak ada kata berpisah kecuali berpisah karena kematian. 

Ulos yang diberikan dari hula-hula/Tulang (saudara laki-laki dari ibu perempuan ) adalah  ulos hela (ulos pengantin ) , Ulos sian Tulang pihak boru-boru (perempuan) dan ulos sian Tulang ni baoa ( Laki-laki ) Makna ulos bagi yang meninggal, orang-orang yang ditinggalkan berharap agar orang yang telah  meninggal tersebut diterima disisi Tuhan jenis ulos untuk orang meninggal yaitu ulos saput dari hula-hula perempuan. 

Adat batak atau yang sering orang batak katakan dengan "Marpesta" identik dengan penyembelihan hewan, menampilkan musik seperti organ, seruling dan Tagading. Di dalam adat batak ada yang namanya Marhobas. 

Marhobas adalah kebiasaan orang batak untuk membantu mempersiapkan  jalannya pesta, marhobas identik dengan mempersiapkan konsumsi . Biasanya Marhobas dibagi menjadi 3 bagian, Para ibu-ibu bekerja mempersiapkan bumbu-bumbu, orang batak biasanya memasak 2 jenis masakan yaitu Saksang dan Arsik. Saksang batak adalah masakan khas batak yang berbahan dasar daging Babi( Pinahan lobu ). Daging babi di potong terlebih dahulu dan dicincang atau dipotong dadu dan biasanya yang mengerjakan ini adalah  bapak-bapak. 

Bumbu yang dipakai dalam memasak saksang sangatlah sederhana seperti cabe, bawang merah, bawah putih, jahe,lengkuas, andaliman (merica batak ) ombu-ombu (kelapa yang disangrai kemudian ditumbuk supaya halus) dan yang terpenting dalam saksang batak adalah darah babi itu sendiri. Saksang dalam pesta dimasak dalam kuali besar menggunakan kayu bakar. Saksang dibagi menjadi 2 jenis saksang namargota (pake darah) dan saksang naso margota (tidak pakai darah) biasanya parhobas (kelompok bapak-bapak tadi) memasak 2 jenis saksang karena dalam batak ada yang tidak bisa memakan saksang na margota (pakai darah).  

Tetapi ada juga yang memakai daging kerbau(si gagat duhut) dalam adat batak, daging kerbau biasanya digunakan oleh orang yang berkecukupan atau orang berada.  Dekke na niarsik , dekke na niarsik  juga masakan khas batak yang disetiap acara adat batak pasti ada yang namanya arsik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun