Mohon tunggu...
karyanti
karyanti Mohon Tunggu... Apoteker - Hidup bs bermanfaat bagi org lain

Owner apotek sangiran,Digital marketer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Materi Spesialite Obat Melalui Pembelajaran PBL Berbantuan Alat Peraga

10 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   17:02 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran yang dikembangkan pada kurikulum 2013 didasarkan atas prinsip pembelajaran peserta didik  aktif. Pembelajaran peserta didik   aktif dapat dilakukan melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalisis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain). Model pembelajaran yang dtekankan pada kurikulum 2013, diantarannya PBL (Problem based learning). Namun kenyataan banyak guru masih banyak yang mengunakan model pembelajaran konvensinal. Hal ini sesuai pendapat (Salmina, 2020) yang mengatakan bahwa kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru, sehingga mengakibatkan keaktifan siswa rendah. Hal ini akan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan.

Pembelajaran didesain untuk membelajarkan peserta didik  , artinya peserta didik   ditempatkan sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran lebih berorientasi pada aktivitas peserta didik  untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara proposional. Keaktifan peserta didik   ada yang secara langsung dapat diamati dan ada yang tidak dapat diamamti secara langsung, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, dan mengumpulkan data. Kadar keaktifan peserta didik  tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Oleh sebab itu, aktif atau tidaknya peserta didik  dalam belajar hanya peserta didik   sendiri yang mengetahui secara pasti.

Salah satu tujuan pembelajaran Spesialite Obat pada materi pelajaran Dasar Dasar Kefarmasian  di sekolah adalah agar peserta didik mampu memahami spesialite obat, mampu memberikan contoh spesialite obat dan mengkategorikan spesialite obat melalui pemecahan masalah yang ada di Lembar Kerja Peserta Didik dengan berbantuan alat peraga. Spesialite obat atau obat paten adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merk terdaftar atau proprietary  name.  Banyaknya obat paten dengan beraneka ragam nama yang setiap tahun dikeluarkan oleh Industri Farmasi dan kekacauan yang diakibatkannya telah mendorong WHO untuk menyusun daftar obat dengan nama nama resmi. Official atau generic name dapat digunakan untuk semua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan ( Mudayanti, 2017). Pada kenyataannya  Peserta didik kesulitan dalam memahami materi spesialte obat yang ditunjukan dalam membaca tulisan latn mereka masih nama spesialite, belum familiar tentang obat. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah, sehingga diperlukan alat peraga dengan model pembelajaran berbasis masalah agar aktivitas dan hasil belajar peserta didik   meningkat.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Setyorini (2021) menunjukan bahwa pembelajaran melalui model Problem Based Learning menggunakan alat peraga kesulitan, cenderung hanya menghafal nama berpengaruh positif terhadap partisipasi sehingga meningkatkan hasil belajar siswa meningkat signifikan. Ada 5 sintak yang terdapat dala model peserta didik untuk belajar, (3) pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning terdapat lima tahap utama menurut ( sinurat, 2020 ) yang menjadi rujukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Orientasi peserta didik kepada masalah, (2) Mengorganisasi Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Hoke dkk ( 2021)

Penggunaan model pembelajaran PBL dengan alat peraga serta melakukan eksperimen juga dianggap membuat peserta didik tidak mudah bosan dalam belajar dan membuat materi cenderung mudah dipahami oleh peserta didik. Alat peraga didefinisikan sebagai alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya konsep yang diajarkan guru mudah dimengerti oleh siswa dan menjadi alat bantu dalam proses pembelajaran yang dibuat oleh guru atau siswa dari bahan sederhana yang mudah didapat dari lingkungan sekitar. Alat peraga merupakan salah satu media pembelajaran yang dijadikan sebagai sarana menyampaikan pesan dan informasi, sehingga memunculkan minat peserta didik untuk belajar (Sundayana, 2016). Alat ini berfungsi untuk membantu mempermudah dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Salah satu alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran yaitu alat peraga berupa dos bekas kemasan obat yang ada di lingkungan rumah. Jadi Peserta didik membawa dos kemasan obat sesuai dengan kategori spesilite obatnya. Tujuan penggunaan alat peraga ini adalah memudahkan peserta didik  untuk memahami dan mampu mengklasifikasi spesialite obat sesuai dengan kategorinya, serta peserta didik   lebih aktif karena setiap peserta didik   diberikan tugas untuk membawa dos kemasan obat sesuai dengan kategorinya. Disamping itu juga dengan dos kemasan obat peserta didik   tidak hanya mengetahui nama spesialite obat tetapi juga mengetahui kandungan/ nama generik, nama pabrik ataupun khasiat dari dos kemasan obat yang dibawa

Melalui model PBL, peserta didik menjadi terbiasa belajar dari masalah aktual dan faktual dalam kehidupan sehari-hari, belajar kelompok dan diskusi untuk mempelajari masalah, mencari informasi yang relevan, mengumpulkan informasi, meninjau alternatif solusi yang ada, dan menyusun tindakan penyelesaian (Mann & Chang, 2019). Oleh karena itu, peserta didik dapat memahami teori secara mendalam melalui pengalaman praktik pembelajaran empiris. Model tersebut juga memiliki kelemahan misalnya ada beberapa peserta didik yang menghadapi kesulitan untuk berpikir kritis. Berdasarkan kelemahan tersebut, akan lebih efektif jika pendidik menggunakan media yang menarik seperti alat peraga sebagai sarana pembelajaran ( Pujianti, 2021)

PBL (Problem based learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah/PBL (Problem based learning) digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar

Ada 3 manfaat utama penelitian ini, yaitu: (1) Bagi sekolah: memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait tentang manfaat model pembelajaran PBL berbantuan alat peraga dos kemasan obat dan meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat; (2) Bagi guru: memberikan masukan kepada guru bahwa model pembelajaran PBL berbantuan alat peraga dos kemasan obat dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Dasar Dasar Kefarmasian materi spesialite obat dan memberi motivasi kepada guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran melalui kreatifitas dalam menerapkan model-model pembelajaan; (3) Bagi peserta didik: memberikan kemampuan peserta didik untuk bersosialisasi dengan teman dan kemampuan dalam mengkonstruksi pengetahuan yang ada melalui model pembelajaran PBL berbantuan alat peraga dos kemasan obat dan meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam bidang studi Dasar Dasar Kefarmasian, khususnya materi Spesialite obat. Implementasi model Problem Based Learning (PBL) berbantuan dengan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang signifikan kepada peserta didik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMK Mitra Husada Kalijambe Sragen Tahun ajaran 2021/2022 yang beralamatkan di Cengklik RT 05/01, Jetiskarangpung, Kalijambe, Sragen. Dimana jumlah siswanya ada 8 siswa perempuan semua. Penelitian ini dilakukan kolaboratif dengan seorang guru Farmasi disekolah yang sama pada bulan oktober sampai pertengahan bulan november ditahun 2021

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun