Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hakikat Hijrah Kekinian

19 Agustus 2020   19:56 Diperbarui: 19 Agustus 2020   19:44 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa kini, diksi Hijrah seakan jadi tren. Saat ini, hijrah tidak hanya menyangkut ideologi agama, tetapi dimaknai secara sempit sebagai pemaknaan fisik dan industri kemudian 'menangkap'nya sebagai gaya hidup yang layak ditangkap secara dagang. Akhirnya mendatangkan celah dagang dan akhirnya menimbulkan konsumerisme.

Sehingga saat ini kita bisa mendapati bahwa hirah dimaknai secara sempit, yaitu dengan berkerudung, makan makanan yang hanya bernotifikasi halal (meskipun negara kita nyaris semua produk adalah halal), lalu dengan gaya busana tertentu. Beberapa juga mengubah penampilah fisiknya dengan jenggot dll. Fenomena-fenomena ini jelas menunjukkan bahwa hijrah tidak difahami secara tepat dan pas; lebih tepatnya mereka memaknai hijrah secara sempit.

Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan hijrah ?

Hijrah adalah momentum dimana Nabi Muhammad SAW pindah dari kota Makkah ke Madinah dan akhirnya bermukim di sana. Meski Makkah dipandang lebih nyaman (saat itu) tetapi Nabi berharap di Madinahlah beliau dapat mengembangkan agama Islam dengan lebih baik dan kondusif, karena sebelumnya sering terjadi pertentangan antar suku dan keyakinan di wilayah itu.

 Dan memang agama Islam dapat berkembang dengan baik dari Madinah dan Nabi dapat menyusun aturan-aturan yang membuat beberapa suku dan keyakinan di Madinah dan sekitarnya hidup dengan lebih baik dan harmoni. Dengan singkat kata, perpindahan Nabi Muhammad SAW dapat membuat keluarga beliau dan agama Islam itu berkembang dan hidup dengan lebih baik. Nabi membawa konteks sempit ke konteks kebangsaan dan keagamaan yang berkonteks lebih luas.

Bagaimana mengimplementasikan Hijrah itu dalam kehidupan sehari-hari dalam era kekinian ?Apakah dengan berbusana tertutup rapat dan tidak mau bergaul dengan orang yang berbeda agama ? Ataukah dengan menentang semua pihak dan produk yang berbeda dengan keyakinannya? Ataukah seperti beberapa contoh yang ada di atas ? Apakah dengan berkutat dengan pemaknaan sempit seperti di atas kita bisa dikatakan meneladani hijrah yang diperbuat oleh Nabi SAW ?

Sesungguhnya makna hijrah sangat kuat; bahkan teramat luas dan tidak hanya sesempit seperti ilustrasi di atas. Dalam kehidupan sehari-hari  kita uga melakukan hijrah; bekerja dan mencari nafkah adalah hijrah, bermusyawarah untuk mencapai mufakat baik untuk kesejahteraan rakyat satu daerah atau seluruh bangsa adalah hijrah. Hijrah juga berlaku ketika kita menuntut ilmu dengan rajin dan meraih gelar serta punya pekerjaan yang baik.

Itulah hakekat hijrah, karena hijrah seperti yang diperbuat Nabi Muhammad SAW adalah memiliki itikad baik dalam memandang kehidupan karena hijrah sejatinya upaya kita meraih pencapaian yang lebih baik baik dari sisi spiritual maupun material.  Jadi bekerja, bermufakat, belajar, mengubah cara pandang primodial kesukuan dan pandangan sempit ke konteks nasionalisme hakekatnya adalah hijrah.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun