Diambil dari situs kemenkes RI, Perkembangan merupakan hasil interaksi sistem saraf pusat yang matang dengan organ-organ tubuh yang dipengaruhinya dan salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak ialah kebutuhan fisik-biologis yang mana berupa kegiatan bermain, aktivitas fisik, dan tidur. Oleh karena itu, pentingnya senam bagi anak-anak.
Namun, disaat pandemi COVID-19 kegiatan senam anak ceria dikurangin bahkan sempat ditiadakan oleh pihak TKQ Fathul Qorib. Hal itu sempat terjadi ketika COVID-19 di Indonesia sedang tinggi dan diberlakukannya peraturan ketat mengenai pembukaan sekolah atau lembaga kependidikan. Padahal kegiatan senam anak ceria termasuk kegiatan bermain yang merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak.
Jika kita melihat ke belakang sebelum adanya pandemi COVID-19 kegiatan senam anak ceria rutin dilakukan sebagai salah satu kegiatan yang termasuk ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). “Sebelum pandemi kita olahraga pakai gerakan, kadang di luar atau di dalam tetapi keseringan di dalam yang artinya kita senam anak ceria kemudian untuk di luar biasanya anak-anak dibawa ke taman untuk lebih mengenal alam”. Ucap Bu Lala selaku salah satu pendidik sekaligus pemilik lembaga TKQ Fathul Qorib.
“Saat pandemi kegiatan olahraga ditiadakan diganti dengan online melalui video gerakan kegiatan fisik pagi seperti, lari pagi yang sifatnya tidak memberatkan anak”. Tambah Bu Lala. Oleh karena itu, ketika pandemi COVID-19 menyerang adanya pengurangan atau pergantian kegiatan senam anak ceria.
Awalnya para guru, wali murid, dan murid kesulitan untuk membiasakan diri pada pola pembelajaran di TKQ Fathul Qorib yang baru selama pandemi COVID-19. Namun, dengan melakukan penyesuain RPP demi melakukan pembelajaran selama pandemi COVID-19 membuat guru, wali murid, dan murid cepat beradaptasi.
Penyesuaian RPP tidak hanya di TKQ Fathul Qorib saja. Hal itu juga terjadi di lembaga-lembaga pendidikan lain terutama di TK. “Saat pandemi kebanyakan sama tetapi ada juga yang tidak melakukan aktivitas olahraga sama sekali jadi by phone saja”. Ungkap Bu Lala
Dengan melakukan perubahan RPP untuk penyesuain pembelajaran selama pandemi, beberapa kompetensi tercapai. “Jujur, banyak yang tidak tercapai saat pandemi karena melihat kondisi anak dan paling yang kurangnya 2 atau 3 yang disesuaikan tidak tercapai”. Keluh Bu Lala.
Selain kompetensi tidak tercapai, adanya kemungkinan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak tidak terpenuhi secara optimal. Hal itu karena banyaknya larangan yang dilakukan yang timbul karena rasa takut padahal anak itu sehat. ”Ya mungkin untuk menjaga juga jadi banyak yang dilarang, ini dilarang itu dilarang jadi lebih menjaga kesesehatan padahal anak itu sehat dan mungkin karena ada ketakutan juga dari orang tua dan dari kita juga”. Jelas Bu Lala.
Kemudian kendala sekaligus dampak negatif dari pembelajaran daring saat ini seperti sulitnya mengajarkan anak ketika pembelajaran daring yang dikeluhkan oleh orang tua, penilaian dari pengamatan yang sulit dilakukan karena anak harus di rumah, anak-anak yang mengeluh karena terbatasnya waktu pembelajaran, dan sebagainya. Namun dibalik itu semua adanya sisi positif yang didapat, yaitu anak-anak bisa belajar lebih intensif dengan orang tua nya sehingga orang tua lebih tahu perkembangan anak mereka.
Banyak hal telah terjadi selama pandemi COVID-19 dan perubahan pun tidak terelakkan. Harapan depannya pandemi cepat selesai dan pembelajaran kembali seperi awal sebelum dilanda pandemi COVID-19. Dengan demikian, kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak tercapai secara optimal sehingga anak mengalami perkembangan yang baik dan sehat.
