Gil Vicente tercatat menghasilkan 16 tembakan dengan delapan mengarah ke gawang. Statistik ini jelas memperlihatkan tekanan yang diterima lini belakang Benfica sepanjang laga. Mourinho mungkin puas dengan hasil akhir, tetapi fans melihat realita yang berbeda.
Kritik pun bermunculan: apakah strategi terlalu defensif ini masih relevan? Mourinho harus menjawab tantangan konsistensi, bukan hanya soal menang, tetapi juga bagaimana Benfica tampil dominan sesuai reputasinya.
Peran Penting Lukebakio dan Pavlidis
Kembalinya Dodi Lukebakio memberi warna baru bagi Benfica. Dengan kreativitasnya, ia mampu memecah kebuntuan dan memberi ruang bagi Pavlidis yang akhirnya kembali mencatatkan namanya di papan skor. Duet ini menjadi kunci kemenangan meski tidak menutup kelemahan di lini lain.
Pavlidis yang sebelumnya mandul kembali menunjukkan insting golnya. Dukungan dari Lukebakio menjadi bukti bahwa chemistry antar pemain dapat menentukan hasil akhir. Gol-gol ini menjadi obat sementara untuk mengangkat moral tim.
Namun, sorotan tetap mengarah pada minimnya variasi serangan. Benfica hanya mencatatkan empat tembakan ke arah gawang dari total 10 percobaan. Efektivitas serangan masih menjadi pekerjaan rumah Mourinho.
Gil Vicente Gagal Maksimalkan Peluang
Gil Vicente sebenarnya tampil impresif. Dengan 53% penguasaan bola dan xG (expected goals) lebih tinggi, yaitu 1,65 dibanding 1,27 milik Benfica, mereka layak mendapatkan hasil lebih baik. Pablo yang sedang on fire kembali menciptakan ancaman serius meski gagal mencetak gol.
Joelson Fernandes pun berkontribusi dengan pergerakan lincahnya, namun keberuntungan tidak berpihak. Dua tembakan Gil Vicente bahkan membentur tiang gawang, memperlihatkan betapa tipis jarak antara kemenangan dan kekalahan.
Meski kalah, Gil Vicente layak pulang dengan kepala tegak. Mereka menunjukkan bahwa mampu menandingi tim sekelas Benfica, bahkan membuat tuan rumah harus bekerja keras hingga menit akhir.