Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengabadikan Jasa Lewat Gelar Kehormatan

11 Agustus 2025   06:20 Diperbarui: 11 Agustus 2025   06:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima jenderal purnawirawan TNI dianugerahi gelar jenderal kehormatan oleh Presiden Prabowo di Batujajar, (10/8/2025).(Dok.YouTube Puspen TNI)

Mengabadikan Jasa Lewat Gelar Kehormatan

"Integritas dan Dedikasi Tak Pernah Pudar"

Oleh Karnita

Pendahuluan

Suasana Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (10/8/2025) pagi, terasa khidmat dan sarat makna. Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer yang dilaporkan WartaKotalive.com lewat tajuk “Presiden Prabowo Tak Lupakan Jasa, Beri Gelar Jenderal Kehormatan pada Sjafrie dan Ali Sadikin” bukan sekadar seremoni, melainkan penghormatan atas pengabdian panjang tokoh-tokoh militer bagi bangsa.

Penganugerahan ini relevan di tengah kebutuhan untuk menghargai jasa dan dedikasi, bukan hanya capaian formal. Saat publik disibukkan isu politik praktis, momen ini mengingatkan bahwa sejarah dibangun di atas kerja keras dan integritas para pendahulu. Inilah alasan penulis mengangkatnya: merefleksikan makna penghormatan dan kesinambungan nilai kepemimpinan.

Lebih dari itu, penganugerahan gelar kehormatan kepada Sjafrie Sjamsoeddin, Ali Sadikin, dan tokoh lain menjadi pesan moral bahwa integritas dan pengabdian tak lekang oleh waktu. Negara, melalui simbol ini, menegaskan komitmennya menjaga tradisi menghormati pejuang sejati.

1. Makna Strategis Gelar Jenderal Kehormatan

Gelar Jenderal Kehormatan adalah penghormatan tertinggi yang diberikan Presiden RI kepada tokoh militer atau sipil yang dinilai berjasa luar biasa bagi pertahanan dan keamanan negara. Pemberian gelar ini bukan formalitas, melainkan bentuk pengakuan terhadap pengabdian tanpa pamrih, meskipun penerimanya tidak mencapai pangkat tersebut saat aktif berdinas. Ini menjadi bagian penting dalam tradisi militer yang menjunjung tinggi nilai loyalitas dan jasa.

Presiden Prabowo, yang juga pernah menerima gelar ini di era Presiden Joko Widodo, memahami benar simbolisme di balik penganugerahan tersebut. Dalam kapasitasnya, ia menghidupkan kembali tradisi penghormatan yang pernah dilakukan oleh para presiden sebelumnya, dari era Soeharto hingga Megawati Soekarnoputri. Hal ini menunjukkan kesinambungan nilai yang melampaui periode pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun