Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Padel Menantang Tradisi, Menjemput Masa Depan

29 Juli 2025   14:24 Diperbarui: 29 Juli 2025   14:24 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi Cepat Cabang Olahraga Baru yang Bersiap Mencetak Sejarah di PON XXII/2028

Padel Menantang Tradisi, Menjemput Masa Depan
Transformasi Cepat Cabang Olahraga Baru yang Bersiap Mencetak Sejarah di PON XXII/2028

Oleh Karnita

Pendahuluan

Bayangkan sorak-sorai penonton yang bergema dari tribun Padel Hill di Dago Resort, Bandung, pada Jumat (25/7/2025) sore itu. Sorotan mata tertuju pada pasangan ganda putra yang tengah adu teknik dan strategi dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Padel 2025 Seri II. Aroma kompetisi dan ambisi terasa kental di udara. Seperti diberitakan Pikiran Rakyat pada Senin, 28 Juli 2025, dalam artikel berjudul "Padel Siap Menjadi Cabang Olahraga Resmi di PON 2028", gairah atas olahraga padel tengah menuju puncaknya. Sebagai penulis yang mengikuti perkembangan dinamika olahraga nasional, saya tertarik mengangkat tema ini karena mencerminkan pergeseran paradigma dalam dunia olahraga: bagaimana cabang baru bisa menantang dominasi cabor mapan dan membuktikan diri sebagai magnet baru bagi atlet dan masyarakat.

Konteksnya amat signifikan. Padel bukan sekadar olahraga raket biasa, tetapi simbol kolaborasi, ketangkasan, dan inklusivitas. Ketika rumor bahwa padel akan resmi masuk PON XXII/2028 di NTB–NTT semakin menguat, ini bukan sekadar kabar teknis, tetapi menjadi titik balik bagi tata kelola pembinaan olahraga nasional yang lebih adaptif dan progresif. Terlebih, dengan jumlah pengprov yang terus bertambah dan Sirkuit Nasional yang mulai menggeliat, kita menyaksikan kelahiran institusionalisasi olahraga dari akar rumput ke nasional.

Urgensinya tak kalah penting: Indonesia tengah membutuhkan regenerasi atlet, semangat baru dalam dunia keolahragaan, dan diversifikasi cabor untuk memperluas basis partisipasi masyarakat. Dalam konteks itu, padel menawarkan peluang yang belum tersentuh. Artikel ini mengulas lima aspek krusial dari perkembangan padel menuju PON 2028—sebagai refleksi, kritik, dan harapan terhadap masa depan olahraga Indonesia.

1. Dari Eksebisi ke Eksistensi: Perjalanan Padel Menuju PON

Perjalanan padel di Indonesia bukan sekadar kebetulan. Setelah tampil sebagai cabang eksibisi di PON XXI/2024 di Aceh-Sumut, padel berhasil mencuri perhatian karena daya tarik permainannya yang cepat, dinamis, dan strategis. Hal ini menjadi dasar argumentatif mengapa padel mulai dilirik KONI sebagai cabor potensial di PON XXII/2028. Seperti yang diungkapkan oleh Sekjen PB Padel Indonesia, Bugi Setiawan, rumor masuknya padel ke dalam cabor resmi PON mungkin belum final, namun kesiapannya sudah sangat nyata.

Keputusan KONI—meskipun belum diumumkan resmi—menunjukkan adanya keterbukaan terhadap cabor baru yang berkembang pesat. Namun, kecepatan akseptansi ini perlu dikritisi: apakah pembinaan sudah sepadan dengan tingkat kompetisi? Di satu sisi, padel mampu menarik perhatian masyarakat dan atlet, namun di sisi lain belum semua daerah memiliki infrastruktur memadai. Kewaspadaan terhadap euforia prematur menjadi penting agar legitimasi padel di PON tidak hanya simbolik, tetapi juga substansial.

Maka dari itu, perlu refleksi mendalam dari pemangku kebijakan olahraga: menjadikan padel bukan hanya ajang eksperimental, melainkan bagian integral dari roadmap pengembangan olahraga nasional. Keterlibatan aktif daerah dan sinergi dengan komunitas menjadi kunci keberlanjutan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun