Sertifikasi memang penting, tetapi kita harus bertanya, apakah proses percepatan ini benar-benar mencerminkan kualitas? Apakah kita sudah memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang di luar rutinitas administratif yang menyibukkan mereka? Pengawasan yang lemah dan implementasi yang tidak efisien hanya akan memperburuk keadaan. "Verba volant, scripta manent," kata-kata bisa terbang, tetapi tulisan tetap abadi—kebijakan yang baik harus berlandaskan pada substansi, bukan sekadar dokumen yang diselesaikan dengan terburu-buru.
Percepatan sertifikasi bukanlah solusi tunggal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan yang terus-menerus dan kesempatan untuk mengasah keterampilan mengajar lebih penting. Kualitas pengajaran seharusnya bukan hanya soal memenuhi syarat administratif, tetapi soal bagaimana guru dapat membawa perubahan nyata bagi siswa dan masyarakat.
Di ujung perjalanan ini, kebijakan sertifikasi harus diimbangi dengan pengawasan yang komprehensif dan sistematis, bukan hanya berfokus pada kecepatan dan angka. Jangan terburu-buru mengejar target administratif tanpa memikirkan dampaknya terhadap kualitas pendidikan. Pendidikan yang baik dibangun dengan komitmen nyata, bukan hanya sekadar formalitas—"Pacta sunt servanda," perjanjian harus dipenuhi dengan tanggung jawab yang sesungguhnya.Wallahu a’lam. Â
                                                                                        Penulis adalah guru di SMAN 13 Bandung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI