Mohon tunggu...
Mbedah Alam
Mbedah Alam Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Kutubut Turost

Mbedah Alam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puasa dan Fakta

4 Mei 2019   22:03 Diperbarui: 4 Mei 2019   22:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://m.beautynesia.id

Selamat datang ya Ramadlan. Bulan keajaiban penuh keberkahan. Bulan yang dinantikan para pencari Tuhan.

Kupasan tentang puasa Ramadlan yang segera menjelang dibanjiri dengan sambutan meriah dan penuh gembira oleh seluruh umat Islam, demikian juga bagi para penulis, banyak ragam dari berbagai sisi bisa diulas dan dinikmati terkait masalah-masalah dan aneka ragam ibadah puasa. tetapi untuk sekedar mengingatkan diri sendiri rasanya tiada salahnya jika terus kuulangi catatan-catatan dalam flkiran ini yang seolah menendang-nendang untuk segera diulas dalam kata-kata yang tidak begitu bagus, sambil mengenang hapalan-hapalan hadits ataupun ayat-ayat indah kalam illahi. Siapa tau ada yang like untuk dipresentasikan ke jamaah. 

Ya,,,puasa ramadlan adalah sebuah pengekangan diri terhadap sahwat nafsu duniawi atas mereka yang memiliki kemampuan melakukan, nafsu untuk memperbudak diri melalui kesenangan perut dan sahwat manusiawi, semuanya memang halal pada awalnya tetapi menjadi haram hukumnya di saat menjalankan ibadah puasa. 

Sebuah pelajaran luar biasa dari Allah swt untuk para hamba dalam mengarungi takdirnya. Sungguh suatu hal yang berat luar biasa bagi mereka yang dalam kesehariannya selalu bergelimang dengan kesenangan tetapi harus segera dihentikan untuk beberapa saat, yaitu sebulan penuh dalam bulan ramadIan ini. Sehingga puasa bukan hanya berarti pengekangan hal-hal yang hanya bersifat duniawi bahkan juga hal-hal yang bersifat rohaniyah. 

Maka kehebatan seseorang yang puasa itu bukan hanya terukur dari menahan rasa haus dan lapar serta ngempet sahwat basyariyahnya semata tetapi adalah sejauh mana manusia bisa menjaga dirinya selama bulan ramdlan sampai menjelang akhir hidupnya untuk terus berperilaku dalam tuntunan syariat islam. Karena ternyata masih banyak manusia mungkin juga termasuk saya, yang dalam puasanya masih selalu tercemari dengan penyakit-penyakit bathin, yang sebenarnya secara fiqhiyah tiada membatalkan puasa, namun secara hakikatnya kita telah menggunggurkan puasa, suatu saat kanjeng Rasul pernah bersabda; "banyak orang yang berpuasa namun hanya memperoleh haus dan lapar saja karena tiada mampu mengendalikan batiniyahnya". 

Tentu kita terus berusaha untuk menjadi manusia yang muttaqin dalam konteks target puasa ramadlan ini, namun ternyata tidak mudah jika kita tidak mengetahui teknis berpuasa yang benar menurut syariat. Dan akhir dari puasa sendiri adalah untuk merubah pelakunya menjadi orang taqwa; yaitu orang merasa diawasi oleh Tuhannya dimanapun berada, dalam kondisi ramai ataupun sepi, kolektif ataupun sendirian, dan inilah yang berat karena penelitian secara kasat mata masih menunjukkan kenaikan grafik kemungkaran yang luar biasa dalam masyarakat muslim, berpuasa tiap tahun, jumah haji yang membeludak bahkan nunggu antrian samapai 10-15 tahun, sungguh realita yang mencengangkan karena peran ibadah ternyata masih dipandang sebagai ritual seremoni, verbalis-formalitas dan hampa, nilai-nilai hakikinya menjadi kosong tanpa makna. 

Ironi di atas adalah persoalan umat islam yang terus dan terus berulang, berapa ribu pendakwah telah berkotbah, berceramah, bahkan kini seolah muncul dai-dai karbitan dan penuh komersil, belajar agama melalui internet, (tidak menyalahkan) tapi terkesan kurang mendalam, yang akhirnya secara tidak langsung ikut mendistorsi kewibawaan Iembaga keagamaan atau bahkan nilai-nilai agama itu sendiri. 

Antara tujuan puasa untuk mencerahkan manusia dan fakta yang tidak signiflkan tersebut telah meresahkan generasi-generasi sepuh yang dengan susah payah berjuang tanpa pamrih untuk membentuk masyarakat madani kian jauh, pengaruh budaya yang luar biasa, teknologi yang tanpa sensor sepenuhnya telah menyumbang andil besar dalam kebobrokan moral bangsa indonesia yang religisu ini, umat menjadi jauh. 

Pastinya kita tidak cukup untuk prihatin dengan kondisi saat ini tapi juga harus mampu mengembalikan dan membenahinya bersama demi kemaslahatan di masa depan, tidak terbayangkan jika kondisi saat ini sudah runyam maka bagaimana kondisi 20 tahun yang akan datang, dan ramadlan tang tiap tahun menghampiri kita semoga tidak hanya menghasilkan haus dan lapar saja, tidak hanya menjadi pemanis bibir dakwah yang kosong makna, bukan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi, politik sesaat, tetapi benar-benar menjadi pengokoh rasa persaudaraan, keimanan, mencintai lingkungan, dan sadar diri bahwa ternyata manusia sudah melangkah terlalu jauh menyimpang dari garis Tuhannya, kalau momen ramadlan ini luput maka kondisi ke depan akan semakin parah dan kita harus siap-siap dengan kehilangan generasi pencerah dalam beberapa periode lagi ..... 

naudzu billah min dzalik....

MARHABAN YA RAMADLAN

Wallahu A'lam.

#KA

#MenyambutRamadan1440H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun