Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Banjir yang Bersahabat dengan Kemalasan dan Keserakahan

5 Januari 2020   15:16 Diperbarui: 6 Januari 2020   03:52 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan banjir Jakarta di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, dari helikopter pada Rabu (1/1/2020).| Sumber: Dokumentasi BNPB

Saya pernah mengalami banjir besar sekitar tahun 1987. Saya dan keluarga sampai harus mengungsi ke kebun tempat dimana biasanya akhir pekan dihabiskan. Ada rumah gubuk tempat kami menginap.

Walau kalau sekarang ini karena pindah rumah kami jadi jarang terkena banjir karena berada di area lebih tinggi dibanding yang lain.

Kalau rumah saya banjir, dimana air sampai masuk ke dalam rumah maka berarti rumah yang lain sudah terendam cukup tinggi.

Banjir ternyata seperti manusia memiliki sahabat atau sekutu bahkan sebagai penuntun kedatangan banjir. Banjir akan mudah datang kalau sahabatnya terikat erat.

Walau banyak penyebab terjadinya banjir setidaknya ada dua yang ingin saya soroti sebagai sahabat banjir yaitu kemalasan dan keserakahan.

Dua sahabat banjir yang negatif justru berasal dan pencetus keberadaannya adalah manusia walau pada akhirnya manusia sendiri yang akan merugi karena menerima hasil yang ditanamnya.

Kemalasan

peakpx.com
peakpx.com
Saya menemukan kutipan yang cocok dengan bahasan kali ini bahwa kemalasan yang menjadi sahabat banjir adalah hal yang merugikan bahkan menghancurkan.

Laziness produces bad luck and failure. (Dr. T.P. Chia)

Laziness is dangerous thing. Laziness will destroy you if you don't destroy it. (Dr. T.P. Chia)

Kemalasan yang menjadi munculnya banjir disini berkaitan dengan sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun