Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Merasa Diri Istimewa

8 September 2019   12:44 Diperbarui: 8 September 2019   12:52 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: accessiblemeds.org

Menginginkan pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif, menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman positif.

Kutipan di atas saya ambil dari buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat yang ditulis oleh Mark Manson. Begitupun dengan judul yang buat saya "judes". Tapi cukup menarik hingga saya ingin menuliskannya.

Orang akan bahagia dan bangga jika dirinya istimewa,  hebat,  dan penting. Sehingga tidak jarang dalam keseharian menyaksikan ---atau malah jangan-jangan (saya) sebagai pelaku---ngotot agar ingin terlihat bahwa diri ini penting,  istimewa, ingin dihargai dan diakui keberadaannya.

Yang menjadi masalahnya adalah diri "istimewa" itu dibangun dengan perlunya selalu merasa bahagia atas diri walau harus membuat orang disekitar terganggu dengan merasa jengah dengan segala yang dilakukan.

Orang yang (merasa)  istimewa sering menepuk dada akan kehebatan dan keistimewaan diri karena bisa melakukan yang tidak bisa dilakukan orang lain,  walau bisa dipastikan apa yang dilakukan pun banyak peranan orang lain dalam membantu dan menyelesaikan.

Bisa karena pengaruh kekuasaan,  jabatan,  harta,  bahkan (merasa) hebat dalam mempengaruhi orang lain bisa menjadi salah satu sebab menepuk dada dan merasa istimewa.

Tetapi pada kenyataannya tidak jarang yang ditampilkan adalah pengingkaran, penutupan, bahkan kebalikan dari apa yang sebenarnya terjadi.

Orang yang (merasa) istimewa dan penting akan menghabiskan waktunya dalam menjalani hidup hanya untuk berpikir, mengusahakan, membuktikan bahwa dirinya istimewa dan penting.

Hal yang terjadi disekitaran selalu diusahakan agar menjadi sebab bahwa diri lebih jemawa,  istimewa,  dan hebat.  

Sehingga saat kenyataan menunjukkan keadaan sebaliknya orang yang (merasa) istimewa melakukan pengingkaran dan menutupi yang sebenarnya terjadi dengan sekuat tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun