Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jangan Menunda Menulis

19 Januari 2019   12:17 Diperbarui: 19 Januari 2019   16:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

Saat jalan-jalan di search engine saya menemukan artikel yang ditulis oleh seorang Kompasianer. Setelah dilihat artikelnya ditulis tahun 2012 dan yang membacanya 4000 an. Buat saya artikel dibaca banyak orang adalah pencapaian yang luar biasa. Artikelnya memang disematkan sebagai artikel utama atau headline.

Artikel yang saya tulis paling banyak dibaca oleh kurang dari  1500 an tidak jarang dibaca di bawah 100 orang. Dalam menulis saya ingin pencapaian lanjutan setelah terbiasa menulis untuk diri sendiri maka bisa dilanjutkan ke tingkat menulis untuk orang lain. 

Saya lalu berpikir kenapa ada Kompasianer yang setiap membuat artikel membludak pembacanya, sedangkan saya belum sehebat itu ?.  Saya memang belum sampai ke tingkat pencapaian tulisan bisa diterima dan dinikmati pembaca sampai membludak.

Saya memperkirakan hal yang menyebabkan seorang Kompasianer jika menayangkan artikel dibaca oleh banyak pembaca, diantaranya :

1.  Sudah memiliki personal branding.
Untuk seorang Kompasianer yang sudah lama menulis biasanya sudah memiliki personal branding dan punya fans tersendiri. Jadi saat artikelnya tayang tanpa diminta akan diserbu untuk diambil informasi yang disajikan.

 2. Isi artikel yang out of the box.
Isi yang out of the box akan selalu menarik Kompasinaer agar selalu membaca artikel yang ditayangkan.  Artikel akan selalu diburu karena menimbulkan penasaran akan isi artikelnya. Namun membuat artikel out of the box memang bukan hal yang mudah tetapi bukan juga satu hal yang tidak mungkin dibuat.

3. Konsisten dalam menayangkan artikel.
Dengan konsisten menayangkan artikel Kompasianer lain akan terbiasa dengan kehadiran artikel yamg dibuat sehingga selalu mampir untuk membaca. Kompasianer tidak akan melewati artikel yang ditayangkan apalagi jika sudah memiliki personal branding dan tulisannya bisa memberikan wawasan baru karena idenya selalu out of the box.

4. Jangan tunda menulis.
Agar bisa mendapat pembaca artikel yang banyak ketiga poin di atas yaitu memiliki personal branding, isi artikel yang out of the box, konsisten menayangkan artikel diusahan agar bisa dilakukan. Langkah awal dalam mewujudkannya adalah jangan menunda menulis. Singkirkan semua halangan yang akan menunda menulis, terutama rentetan alasan agar tidak menulis. Semakin menunda maka keahlian dalam membuat artikel yang disukai akan tertunda pula.

5. Selalu belajar, membaca, menulis, dan menayangkan. Keempat rangkaian ini selalu saya sertakan dalam setiap tulisan tentang penulis pemula. Karena empat rangkaian ini adalah syarat yang tidak bisa ditawar untuk menjadi seorang penulis.

Menulis memang tidak harus bertujuan agar membludaknya pembaca. Menulis bisa dilakukan untuk kecintaan, gairah, dan kebanggaan yang dipersembahkan hanya untuk diri sendiri, tapi tidak ada salahnya jika menulis untuk diri sendiri sudah terjejak dengan baik maka meningkatkan pencapaian dengan tulisan bisa dinikmati oleh orang lain dengan melakukan peningkatan setidaknya dengan lima poin yang sudah disebutkan di atas. Sehingga tujuan memiliki karya abadi yang bermanfaat bisa terwujud dan tercapai, jadi jangan tunda untuk menulis.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Sabtu 19 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun