Ketidaktertarikan generasi muda terhadap partisipasi politik menjadi isu yang semakin mencuat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun mereka memiliki peran penting dalam membentuk masa depan bangsa, banyak di antara mereka yang enggan terlibat dalam kegiatan politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai bagian dari sistem politik itu sendiri. Beberapa faktor utama yang menyebabkan hal ini antara lain:
*Minimnya Kepercayaan terhadap Pemerintah dan Institusi Politik
Banyak anak muda merasa skeptis terhadap pemerintah dan institusi politik karena maraknya kasus korupsi, ketidaktransparanan, serta kebijakan yang dianggap tidak mewakili kepentingan rakyat. Hal ini membuat mereka merasa bahwa partisipasi politik tidak akan membawa perubahan signifikan.
*Kurangnya Pendidikan Politik
Pendidikan politik yang minim di lingkungan sekolah maupun keluarga menyebabkan rendahnya pemahaman generasi muda terhadap sistem politik. Akibatnya, mereka merasa asing dengan dunia politik dan tidak memahami bagaimana partisipasi mereka dapat berdampak pada kebijakan negara.
*Dominasi Elite Politik yang Sulit Ditembus
Dunia politik sering kali dianggap eksklusif dan didominasi oleh kelompok elite yang sulit dijangkau oleh masyarakat umum, termasuk anak muda. Struktur politik yang cenderung tertutup membuat mereka merasa bahwa keterlibatan mereka tidak akan berdampak besar.
*Pengaruh Media Sosial dan Distraksi Digital
Generasi muda lebih aktif di dunia digital dan media sosial, tetapi konten yang mereka konsumsi lebih banyak berkaitan dengan hiburan dibandingkan dengan politik. Algoritma media sosial juga cenderung menampilkan informasi yang sesuai dengan minat pribadi mereka, sehingga isu politik kurang menarik perhatian.
*Kekecewaan terhadap Figur Politik
Ketidaktertarikan juga bisa muncul akibat kekecewaan terhadap politisi yang sering kali dianggap tidak menepati janji kampanye atau terlibat dalam berbagai skandal. Hal ini menyebabkan apatisme dan pandangan bahwa politik hanyalah ajang kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.