Mohon tunggu...
kardianus manfour
kardianus manfour Mohon Tunggu... Editor - belajar mencintai kebijaksanaan hidup

mahasiswa filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila sebagai Ideologi dan Falsafah Hidup Kaum Milenial

17 April 2020   10:28 Diperbarui: 17 April 2020   10:50 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  • PENGANTAR 

Dunia memasuki zaman milenial. Zaman  ini ditandai dengan perubahan fundamental pada berbagai bidang dan sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang telekomunikasi,  transportasi, ilmu pengetahuan, dan informasi yang membuat hubungan antar manusia menjadi lebih dekat. Keadaaan ini tidak selamanya menguntungkan. Globalisasi menjadi masa depan yang dihadapi bersama penuh dengan ketidakpastian. Perubahan ini adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari bahkan cenderung berkembang menjadi suatu gejala baru yang penuh dengan kontradiksi, konflik maupun pembalikan arah sehingga membuat hari depan penuh dengan kejutan. Salah satu contoh yang bisa dilihat saat ini yakni   semua perusahaan dengan teknologi yang canggih dan modern pasti membutuhkan listrik sebagai daya dan energi. Apabila listrik padam maka semua perkerjaan tidak bisa diselesaikan.[1] Manusia sangat bergantung pada teknologi. Manusia tidak bisa berkreativitas tanpa teknologi.

Pengaruh globalisasi mempengaruhi hampir semua elemen dari berbagai tingkat usia, secara khusus yang dipaparkan dalam tulisan ini adalah kaum muda. Kaum muda sekarang ini sering kali menjadi bahan perbincangan oleh semua elemen masyarakat, karena kaum muda merupakan generasi penerus bangsa yang akan  menentukan keberhasilan bangsa ini. Kaum muda menjadi fondasi dari bangsa ini. Untuk itu, moral bangsa tercermin dari sikap, karakter dan tindakan kaum muda saat ini. Dan bagaimanakah sikap dan karakter kaum muda saat ini? 

Dari pertanyaan ini, kita bisa membayangkan dan menelusuri sikap dan karakter kaum muda di sekitar kita. Masih banyak kaum muda yang suka mencontek pada saat ujian. Ada juga kaum muda yang lebih mementingkan pergi ke mal dari pada ke tempat ibadah. Selain itu juga, banyak kaum muda yang selalu sibuk dengan dunianya sendiri seperti bermain hp dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Melihat realitas di atas, banyak orang meragukan dan bahkan mengeluh mengenai karakter kaum muda saat ini. Apabila dicermati, sikap kaum  muda saat ini sangat ironis. Karakter kebanyakan kaum muda saat ini mengalami dekadensi, sehingga tidak dapat diharapkan untuk memimpin bangsa ini menuju keberhasilan dan kesuksesan.

Zaman milenial membuat manusia kehilangan pegangan hidup. Kehilangan falsafah hidup. Kehilangan identitas. Kehilangan ideologi. Di depan masyarakat indonesia, pancasila sebagai dasar negara seolah-olah diambilalih tugasnya oleh teknologi. Teknologi merampas hak pancasila sebagai pegangan masyakat indonesia. Pancasila tidak mampu bersaing melawan teknologi. Pancasila telah kehilangan kharisma.

Sama seperti yang lainnya, kaum muda yang adalah penerus bangsa seolah-olah tidak peduli dengan pancasila. Bagi kaum muda, pancasila hanya sekedar dasar negara. Pancasila hanya sebagai pajangan sebagai prasyarat berdirinya sebuah negara. Pancasila tidak memiliki makna dalam perspektif dan paradigma kaum muda. Bukan hanya itu, kaum muda bahkan tidak mengetahui nilai epistemologi dari pancasila. Kaum muda tidak mengerti substantsi dasar pancasila. Pancasila hanya sebagai salah satu mata kuliah yang diikuti begitu-begitu saja. Pancasila hanya sebagai sebuah nilai idealitas yang tidak akan mampu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.          

Hal inilah yang menjadi tantangan bahwa kaum muda sebagai generasi penerus bangsa tidak mengetahui ideologi pancasila. Apabila sesuatu tidak diketahui maka sesuatu itu tidak mungkin bisa dihayati apalagi dibagikan kepada masyarakat non akademis. Lalu bagaimana cara nilai dari pancasila masuk dalam kehidupan masyarakat. Mau tidak mau, kaum muda mesti mempelajari dan menghayati nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila mesti menjadi ideologi kaum muda. Pancasila harus menjadi falsafah hidup kaum muda. Barulah kemudian bisa dibagikan kepada masyarakat luas baik melalui teladan hidup maupun melalui pewartaan fisikal.  Kunci keberhasilan bangsa Indonesia ke depannya tergantung pada  sumber daya manusia kaum muda sehingga mereka mulai mampu mengurus diri sendiri sampai pada tingkat yang sedemikian jauh untuk membangun bangsa dan negara.[2] Dalam tulisan ini, penulis lebih mengedepankan tentang pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup kaum muda milenial.

Ada baiknya penulis terlebih dahulu membahas istilah ideologi dan falsafah hidup. Ideologi pada dasarnya dipandang sebagai sebagai kumpulan konsep yang bersistem dimana hal ini dijadikan sebagai asas pendapat yang akan memberikan arah serta tujuan untuk kelangsungan hidup manusia. Yang kedua, secara singkat Ideologi diartikan sebagai cara berpikir seseorang ataupun suatu golongan. Yang ketiga, ideologi diartikan sebagai suatu paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program dalam sosial dan politik.[3] Dapat disimpulkan bahwa seperti yang disampaikan oleh Descartes, ideologi merupakan inti dari semua pemikiran manusia. Atau menurut Frans Magnis Suseno, Ideologi diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok sosial atau individu.[4]

Sedangkan istilah falsafah hidup kurang lebih bisa didefenisikan sebagai anggapan, gagasan, dan sikap batin yg paling dasar yg dimiliki oleh orang atau masyarakat; pandangan hidup. Berfalsafah sendiri memiliki arti mengungkapkan pemikiran-pemikiran yg dalam yg dijadikan sebagai pandangan hidup.[5] Dari dua pengertian ini dapat ditarik benang merah yang memperlihatkan korelasi di antara keduanya. Ideologi sebagai cara berpikir seseorang yang menjadi  pandangan hidup, prinsip dan dasar untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau kita bertitik tolak dari persoalan-persoalan seputar media massa dan bagaimana media massa itu menyita perhatian banyak orang maka tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa era digital adalah era kebangkitan dari benda-benda yang berjiwa elektronik, yang dihidupkan oleh mesin. Kaum muda sekarang ini harus diakui memiliki ideologi dan falsafah hidup yang dipengaruhi oleh teknologi. Kaum muda secara kasar dikatakan telah sedemikian rupa menjadi budak dari ciptaannya sendiri. Bisa dibayangkan, betapa hancurnya kehidupan kaum muda ketika menjadi budak-budak tanpa masa depan yang cerah. Dari sudut Pancasila, kaum muda milenial mestinya memiliki nilai-nilai yang sebenarnya merupakan letupan dari ideologi dan falsafah Pancasila.

Zaman milenial ini sering kali mengakibatkan terjadinya banyak perubahan dalam masyarakat. Selain itu, zaman milenial bisa menimbulkan masalah di tengah masyarakat. Kebebasan yang lahir dari zaman sekarang melahirkan berbagai peristiwa sosial, politik, dan kebudayaan yang berpengaruh cukup signifikan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Arus globalisasi dan gelombang reformasi dalam berbagai bidang telah mengakibatkan terjadinya perubahan masyarakat yang sangat cepat dan seringkali menimbulkan terjadinya benturan di masyarakat. Keterbukaan dan kebebasan yang menyertainya melahirkan berbagai peristiwa sosial, politik, dan kebudayaan yang berpengaruh cukup signifikan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun