Mohon tunggu...
Kania Azzahira
Kania Azzahira Mohon Tunggu... Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Kania Azzahira KE-1C Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Indonesia Siap Tinggalkan Energi Fosil?

5 Oktober 2025   22:11 Diperbarui: 5 Oktober 2025   22:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia bergantung pada batu bara, minyak, dan gas untuk mencukupi kebutuhan energi selama puluhan tahun. Semuanya bergantung pada bahan bakar fosil. Namun, isu perubahan iklim menjadi topik hangat di seluruh dunia. Pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah Indonesia benar-benar siap dan mampu untuk beralih ke energi terbarukan?


Sudah tidak diragukan lagi jika Indonesia memiliki potensi yang sangat melimpah. Matahari yang bersinar sepanjang tahun, angin kuat dari daerah pantai, lautan yang menyimpan gelombang, serta panas bumi. Pemerintah sangat ambisisus dalam memasang target, yaitu sebesar 23% dari energi kita pada tahun 2025 akan berasal dari energi terbarukan. Sayangnya realita di Indonesia jauh berbeda dengan target teesebut.

Masalah utamanya bukan karena kita tidak memiliki sumber energi, namun fakta bahwa infrastruktur belum memadai. Contohnya seperti pembangkit listrik dari tenaga matahari dan angin mulai berkembang, namun sistem kita belum bisa mentransfer energi ke berbagai daerah, terutama daerah terpencil di Indonesia. Teknologi penyimpanan energi seperti baterai masih belum cukup untuk menyimpan listrik dari sumber yang fluktuatif seperti matahari dan angin. 

Dalam hal biaya, energi fosil tetap menjadi pilihan utama karena banyaknya subsidi yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan sumber energi terbarukan tampak lebih mahal walaupun memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam jangka panjang. Ditambah lagi faktor politik dan industri yang menjadi faktor melambatnya transisi energi.

Meski demikian, tanda-tanda baik mulai terdengar. Program PLTS atap mulai mendapat perhatian, proyek geothermal tetap berjalan, sementara kendaraan listrik perlahan mulai masuk pasar. Sehingga saat ini tujuan kita sudah jelas, yaitu bergerak menuju energi bersih, meskipun kecepatannya masih tergolong lambat. 

Menurut pandangan saya, Indonesia masih belum dapat sepenuhnya beralih dari energi fosil dalam waktu dekat. Namun jika kita terus menunda, biaya akan menjadi jauh lebih tinggi baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Saat ini kita hanya membutuhkan tindakan konkret: peraturan yang ketat, pembangunan infrastruktur yang serius, dan dukungan untuk industri lokal. Transisi energi bukan sekedar diskusi, melainkan kebutuhan yang mendesak untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun