Oleh: Wildan Noor Ramadhan | Staff Kajian Kanopi FEUI | Ilmu Ekonomi 2010 Jujur saya muak. Muak dengan segala pemberitaan di media elektronik. Dulu, saat SMP dan SMA, saya sering dan senang sekali menonton berita di TV. Ada keseruan tersendiri ketika banyak hal baru yang kita tahu, dan orang lain belum tahu. Namun entah mengapa sekarang semua terasa berbeda, saya anti nonton berita di tv. Anti melihat pemberitaan-pemberitaan pesimis yang kadang terlalu skeptis. Anti nonton drama politik yang entah kapan ujungnya. Yang terakhir yang membuat saya muak menonton tv adalah peran televisi yang seolah menjadi oposisi, tanpa bisa objektif melihat permasalahan yang ada, terutama bidang ekonomi. Bisa dihitung jari, berapa kali berita mengenai investment grade masuk berita tv dan digembor-gemborkan? Beda lagi dengan pemberitaan korupsi pemerintah yang tiada henti ditayangkan. Berangkat dari masalah tersebut saya tergerak untuk iseng, mencoba menerapkan ilmu kuliah untuk sesuatu yang bermanfaat, minimal untuk saya sendiri. Isu yang paling gencar saat ini adalah optimisme perekonomian Indonesia yang semakin baik. Oleh karena itu, berikutcatatan kecil saya mengenai beberapa indikator perekonomian Indonesia yang notabene membaik. Indikator yang pertama mengenai membaiknya perekonomian Indonesia yang bisa kita lihat adalah rasio utang luar negeri terhadap PDB. Bisa dilihat bahwa dari tahun ketahun mengalami penurunan. Hingga pada tahun 2010 rasio utang terhadap PDB Indonesia hanya 16,3% Rasio yang terus menurun dari tahun ke tahun ini berimplikasi pada sebuah prestasi. Dua lembaga pemeringkat internasional telah menaikkan peringkat surat utang Indonesia setingkat lebih tinggi. Pada 15 Desember 2011, Fitch Ratings memberikan peringkat BBB- dari sebelumnya BB+. Kini giliran Moody’s Investor Services mengangkat peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari Ba1 menjadi Baa3. Ada empat faktor yang mendorong Moody’s menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia. Pertama, Moody’s mengantisipasi kebijakan finansial akan sejalan dengan peringkat Baa. Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanannya terhadap guncangan eksternal. Ketiga, adanya kebijakan mengatasi kerentanan finansial. Dan keempat, sistem perbankan yang sehat dan mampu menahan guncangan. Inilah yang dimaksud investment grade yang memang sudah diprediksi oleh Ekonom akan diperoleh Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Investment grade adalah kategori suatu perusahaan atau negara yang dianggap memiliki kemampuan cukup untuk melunasi utangnya. Dalam investasi, pemeringkatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, karena menentukan suatu perusahaan atau negara bisa mendapatkan pendanaan saat menerbitkan obligasi. Pemeringkatan ini juga akan mempengaruhi kupon atau imbal hasil yang harus dibayarkan kepada investor. Perubahan peringkat suatu negara bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah investasi.