Obrolan saya dengan kawan sore ini:
"Bang pemerintah saudi ngenambah 10000 quota jamaah haji"
"Lha napa emangnya..... kamu berngkat?"
"Bukan lhoo bang, masalahnya kas dana hajinya katanya enull"
"weeeeeey......kok bisaaaaaaa(mimik terkejut om jin beri 3permintaan guys...hehe)
"gini ya bang, yang berangkat tahun ini itu,waiting listnya uda 10 sampai 15tahun, lah jadi tahun depan berngkatnyaaa piyeeee"
"ealaaaaa dalaaaaah,bener juga ya"
Ibadah Haji adalah ibadah tahunan yang di laksanakan oleh ummat Muslim. Untuk melaksanakan rukun Islam ke 5 ini, ummat Muslim tidak hanya menyisihkan waktu untuk ibadah,tetapi juga menyisihkan pundi pundi tabungannya, hitungannya sekitar 30jutaan, untuk masyarakat seperti saya cukup banyak.
Bahkan ada beberapa jemaah yang berangkat tahun ini, baru bisa mencapai nilai 30jt setelah menyisikan penghasilnnya selama 20 tahun,dengan tingkat istiqomah menabung 99.9% dengan margin loss 0.1% :D Â duuh ribetkan kek quick count ya hehe.
Lha terus gimana kalau uang  kas hajinya enull, apa bisa berangkat? Jawabnya bisa iya bisa tidak.
Analisa awamnya , ketika kran daftar haji masih dibuka dan permintaan akan itu masih cukup tinggi,secara otomatis kas yang kosong  atau enull tadi akan terisi kembali, dengan memakai prinsip kerja kak "RHOMA" gali lubang tutup lubang, regulator sudah mendapatkan dana seger tentunya.
PENDAFTAR haji tahun ini sudah memberangkatkan jamaah HAJI yang ngantri dari 10-15 tahun yang lalu,hmmmm hebat! (Terimakasih ummi dan abi inu) hehe
Sekarang giliran tidak bisa berangkat haji,nah jawabannya ini Analisa Awamnya kira kira, ketika uang masuk dari pendaftar calon haji, tidak sama dengan jumlah quota yang disediakan oleh pemerintah Saudi, atau selisih jauh, disitulah Jamaah waiting list gak bisa berangkat karena uang tidak cukup syarat berangkat haji.
Lalu seperti apa harusnya ummat ini berbuat?
Dengan begitu banyaknya permintaan untuk menjalankan rukun islam yang ke lima ini, sampai harus menunggu begitu lama, dan tidak pernah tahu uang yang di setor dipergunakan untuk apa?  Sudah saatnya ummat ini memikirkan perubahan pelayanan bahkan bukan tidak mungkin sistem gotong royong bisa menjadikan ongkos haji menjadi  0 rupiah,dengan mengelola dana yang jumlahnya triliyunan itu ke sektor usaha yang blue chip(sektor usaha yang dalam kurun waktu 20thn tidak pernah merugi)
Bisakah kita tak usah mengikuti waiting list yang ada?