Mohon tunggu...
kanjeng Mas
kanjeng Mas Mohon Tunggu... Koki - Ingin hidup mandiri,hidup mulia atau mati syahid, insyaAlloh

Ingin hidup mandiri,hidup mulia atau mati syahid, insyaAlloh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sukamiskin vs Sukakaya, "Dont Judge A Book By Its Cover"

25 Juli 2018   16:13 Diperbarui: 25 Juli 2018   16:15 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru baru ini kita di suguhkan oleh berita yang sebagian orang tidak mengagetkan. Apalagi orang yang pernah tinggal di penjara yang namanya Sukamiskin.

Penjara yang notabene menjadi pesakitan untuk membuat jerah setelah keluar, nyatanya tidak bagi penjara Sukamiskin.

Kamar penjara di Sukamiskin di sulap menjadi ruangan yang super mewah, bahkan menyamai kamar kamar hotel bintang Lima.

Untuk mendapatkan kamar yang super mewah di Sukamiskin para penghuninya harus menjadi Sukakaya. Karena dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mendapatkan kunci kamar.

Mengapa sampai terjadi hal demikian? Benarkah sampai sebegitunya keadaan negeri ini?

Tertumpuknya para napi yang tersangkut kasus Korupsi di satu titik mungkin bisa menjadi alasan mengapa bisnis kamar penjara bak seperti kamar kost super mewah.Peluang ini yang di baca oleh pejabat lapas Sukamiskin.

Mental korupsi yang ada pada pejabat lapas, sehingga melakukan tindakan yang melawan hukum.

Kurangnya pengawasan membuat kejahatan jual beli kunci kamar menjadi hal yang patut di pertimbangkan.

Ketiga reason ini mungkin bisa di jadikan tolok ukur, untuk menjadikan penjara kembali sebagai mana fungsinya membatasi kebebasan  orang yang ada di dalamnya.

Pemerintah pusat mungkin bisa membreakdown seluruh napi di Indonesia, dan memetakan napi yang berpotensi seperti napi koruptor,bandar narkoba dan napi kaya. Semangkin besar keberadaan ketiga variabel di atas, kemungkinan besar jual beli kunci kamar mewah terjadi.

Mental pejabat harus diawasi berkesinambungan, sehingga pesan BANG NAPI "kejahatan bukan karena ada niat pelakunya,tetapi karena ada kesempatan" dapat di perkecil geraknya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun