Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendidik Anak Itu Tidak Mudah, Inspirasi Siasat Bubur Manado

27 Juni 2020   02:59 Diperbarui: 28 Juni 2020   09:45 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami tinggal di rumah sederhana yang jauh berbeda dengan ketika tinggal di Surabaya. Anak-anak bersekolah di sekolah negeri, tidak lagi di sekolah swasta pavorit.

Yang sempat jadi kekhawatiran kami, bisakah mereka menerima dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Kami bersyukur bahwa anak-anak mampu beradaptasi dengan sangat cepat. Mereka tampak enjoy dan baik-baik saja.

Memberi kebabasan untuk menentukan jalan menuju masa depan

Saya dan juga istri, punya pandangan bahwa kami memiliki mereka (anak-anak) hanya sementara, untuk waktu yang sangat singkat.

Ketika mereka akil balig selesailah kepemilikan kami atas mereka. Berdasarkan inilah, setelah mereka lulus SMP mereka kami beri kebabasan untuk menentukan kemana mereka akan melanjutkan sekolah. Juga ketika mereka lulus SMA. Kami hanya memberikan pertimbangan-pertimbangan secukupnya.

Kami tidak mempersoalkan ketika anak, pertama memilih jurusan IPS di SMA, anak kedua memilih IPA, dan anak ketiga memilih jurusan Bahasa meski waktu test penjurusan hasilnya IPA. Kami justru bersyukur ketiga anak kami memilih jurusan yang berbeda.

Kami juga tidak pernah mempersoalkan ranking di kelas, mereka sendiri yang harus menentukan mata pelajaran apa yang harus diprioritaskan.

Memberi kebebasan seperti ini, bukan tidak mengundang resiko. Ini seperti yang dialami anak pertama yang memilih program studi komunikasi politik. Ia baru lulus 2 bulan setelah adiknya lulus dari fakultas peternakan.

Bukan pilihannya yang salah, tapi aktifitas di luar perkuliahanlah yang menjadi sebab utama kuliah bisa dikatakan berantakan.

Aktif sebagai pengurus teras Viking (komunitas bobotoh Persib) dan lembaga kemahasiswaan menyebabkan kuliah sempat terabaikan. Konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar, dan tentu saja ini menjadi hal yang tidak mudah bagi kami.

Kini saat adiknya sudah bekerja di salah satu perusahaan besar di bidang peternakan, ia masih sibuk mengikuti berbagai program rekrutmen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun