Mohon tunggu...
Raditya Riefananda
Raditya Riefananda Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penjual Buku Eceran | Founder Aksarapedia.id "Hanya manusia biasa yang gemar menulis. Menulis yang saya bicarakan, berbicara apa yang saya tuliskan. Menulis apa yang saya lakukan, melakukan apa yang saya tuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Menulis Seperti Enggak Asik Lagi

24 November 2017   08:28 Diperbarui: 24 November 2017   08:44 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Saya tidak sedang pada kapasitas membahas Tere Liye.  Tapi sungguh, saya tidak pernah bisa paham mengapa ada penulis yang melarang orang lain yang ingin menyalin tulisan yang telah dia bagikan di ranah publik. Bahkan meskipun nama dirinya tetap dicantumkan sebagai penulisnya. #Heran.

Saya jadi berpikir. Kenapa penulis itu enggak membagikan tulisannya ke bawah kolong kasur aja. Akan lebih aman di sana, karena tikus dan kecoa enggak akan pernah bisa menyalinnya. #BeneranHeran

Bagi saya pribadi yang masih terus belajar menulis ini, orang lain sudah mau membaca aja saya sudah bahagia. Apalagi mereka sampai mau mengeluarkan energi untuk menyebarkannya apapun bentuknya, termasuk dalam bentuk salinan (copas).

Jangankan menyalin dengan tetap membubuhkan nama penulisnya, lha wong seandainya ada orang lain yang mau menyalin tulisan yang saya bagikan ke ranah publik lalu tulisan itu diakui sebagai tulisannya aja, silakan. Monggo-monggo aja. Apa yang perlu direpotkan? Apa yang perlu dikhawatirkan?

Bahkan seharusnya sayalah yang perlu berterima kasih karena karya saya di ranah publik itu disalin atau bahkan mungkin dipergunakan oleh orang itu di media yang lain. Kan, dia pasti capek udah ngeluangin waktu untuk melakukan itu.

Bukan bermaksud untuk menunjukkan, tapi sekedar berbagi cerita aja...

Pernah suatu hari ada seseorang yang meminta izin untuk mengumpulkan tulisan sederhana yang saya bagikan harian lewat broadcast di WhatsApp. Saya berterima kasih.

Kepadanya, kemudian saya persilakan untuk mengelompokkan menurut tema. Saya berikan juga ide tambahan untuk membukukannya, jika mau. Serta menuliskan nama dirinya sebagai penulisnya.

Saya arahkan bagaimana cara memisahkan per tema, bagaimana cara menyusun layoutnya, bagaimana alur penerbitannya, dimana penerbitnya, hingga saya beri gambaran bagaimana strategi penjualannya yang jika ada keuntungan dari buku itu nantinya, saya persilakan untuk sepenuhnya menjadi miliknya.

Saya juga sempat menyampaikan. Bahwa jika rata-rata saya membroadcast per hari minimal dua tulisan dimana rata-rata per tulisan menghasilkan satu setengah halaman, maka dalam tiga puluh hari sudah akan terkumpul 2 tulisan x 1,5 halaman x 30 hari = 90 halaman.

Tinggal ditambahi beberapa halaman lagi, prelims sana sini, maka sudah cukup untuk dicetak menjadi satu buku dan siap jual. Pake nama dirinya pula, bukan nama saya. Duduk manis, ngumpulin tulisan, seblun kemudian punya buku atas nama dirinya. Enak, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun