Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mutlak, Jadi Guru Harus Mempunyai Wibawa

13 Februari 2019   09:46 Diperbarui: 13 Februari 2019   09:48 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis teringat di tahun 2010, ketika masih menjadi guru di SMK Swasta unggulan di Kota Kepanjen, Kabupaten Malang. Ketika itu siang selepas jam istirahat, waktunya pelajaran yang penulis ampu yaitu Biologi. 

Saat penulis masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi guru, Suasana kelas masih gaduh. Siswa yang di dominasi laki-laki itu tetap gaduh saat penulis duduk beberapa saat.

                'anak-anak bisa diam apa tidak?' saya sedikit berteriak

                Saya melihat salah satu siswa sebut saja A masih belum bisa diam.

                'A kamu bisa diam atau tidak? Kalau tidak bisa diam keluar sekarang juga.'

Kelas menjadi hening

**

Miris, melihat rentetan kejadian yang menimpa guru dewasa ini akibat di bully murid. Masih hangat di Madura guru Budi Cahyanto di hajar murid hingga meninggal dunia. Yang terbaru di Gresik guru Nurhakim di tantang murid berkelahi. Sebagai seorang yang pernah 3 tahun mengajar di SMK, penulis merasa ada yang salah di sistem pengajaran di sekolah itu, SMP PGRI Wringinanom Gresik. 

Pada kasus guru di tantang murid di Gresik penulis prihatin. Untunglah, pak guru Nurhakim sudah diganjar dengan umroh gratis dan bahkan DPRD Gresik mengusulkan Nurhakim di angkat menjadi ASN. Meskipun menurut penulis terlalu berlebihan.  

Karena saya kira masih banyak guru  berprestasi di Gresik yang belum tersentuh penghargaan, bahkan masih belum mendapat penghidupan yang layak. 

Beberapa penghargaan itu menurut penulis cenderung menimbulkan kecemburuan dan perasaan ketidakadilan. Sebelum memberi seharusnya di teliti dulu bagaimana guru Nurhakim mengajar. Jangan sampai (maaf) guru yang tidak mempunyai kapasitas untuk mengajar justru mendapat penghargaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun