Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Harian dalam Sebuah Grup Whatsapp

3 Februari 2018   15:45 Diperbarui: 3 Februari 2018   16:38 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

CINTA BALITA

Kemarin malam anak wedok yang masih kelas 1 SD bilang:"bi, bsok aku moh naik mobil" kenapa ndok? "Naik mobil lama, gak nyampe2".
Tadi pagi sebelum berangkat bilang lagi gak mau naik mobil sekolah, pulangnya di jemput saja biar cepat.
Tadi siang waktu njemput anak wedok ketemu pak sopir, beliau bilang "azzahira kolo wingi nangis" wonten nopo pak?
"Nangis sebab anak kelas 2 enek sing bilang `Aku sayang kamu..`
Gedubrak...

***

SAWANG-SINAWANG

Kemarin ketemu teman, dia sambat `krismon` katanya pusing tiap tengah bulan uang sdh gak bersisa.
Ojob kerjo?
"Iya kerjo"
Piro gaji sampean?
"3juta lebih dikit"
Gaji istri?
"Hampir 5 juta"
Dia anak masih 1. Dia serumah dgn mertua, artinya gak mikir harga beras

Sorenya ngopi dgn teman yg lain, kelihatan adem ayem (entah sebenarnya), anaknya 2, serumah.dengan mertua, tapi dia menanggung kebutuhan mertua. Terlihat cukup, cz klo ngopi dengan saya dia cepat2an nraktir. Keuangan gak tentu, karena wirausaha. Rata2 3juta perbulan.
Istrinya hanya jual pulsa eceran, yg hasilnya gak seberapa.

***

PEREMPUAN  PENJUAL SABIT

 Saya punya kenalan pedagang sabit, beliau seorang ibu2 sekitar 50tahunan. Mobilitas beliau tinggi dari pasar ke pasar, kampung ke kampung, desa ke desa. Tapi tiap jam 10 pagi dimanapun tempatnya dia  bergegas pulang.
"Mau njemput cucu mas" katanya
Suami ibu ten pundi?
"Males mas, gak mau tau"

 lama gak kelihatan, sekitar 2 mingguan.
Kemarin baru terlihat.
"Ten pundi bu, mboten nate keliling?"

Sambil menangis
"Bojoku meninggal mas"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun