Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertama Kali Kenal Mas Eep dan Emha Ainun Nadjib

14 Februari 2018   13:05 Diperbarui: 14 Februari 2018   20:14 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nur tinggal di rumah kakaknya yang jadi dosen di Uhamka.

Kalau sedang ngopi, Nur sering ngajak ngobrol soal politik. Ketika itu Pak Harto masih berkuasa. Tapi sudah diujung kejatuhannya. Waktu itu  pula demo sedang marak. Nur beberapa kali datang ke warung bawa buku. Tentu saya senang, karena dari SMP saya memang suka baca. Beberapa kali, saya pinjam buku yang di bawanya. Dia baik, tak pernah keberatan meminjamkan buku. Dari Nur pula saya tahu Mas Eep. Tentu lewat bukunya.

Dari Nur pula saya kenal Emha Ainun Nadjib. Nur sering cerita. Nur pula yang meminjamkan buku Emha milik kakaknya yang dosen itu. Suatu hari, saya diajak Nur nginap di kosannya, di Depok. Ternyata selain tinggal di rumah kakaknya, Nur  juga ngekos di Depok. Saya sempat diajak ke kampus UI. Ke kampus fakultas tempatnya  kuliah. Takjubnya bukan main, pertama kali liat kampus UI. Luas, dan besar. Pernah saya diajak nginap satu malam di kosannya.

Setelah tahu kampus UI, keinginan untuk kuliah di sana mulai membuncah. Saya bertekad, suatu hari nanti saya bisa kuliah di sana. Apalagi, setelah sering melihat aksi demo mahasiswa UI menjelang kejatuhan Pak Harto di televisi. Jaket kuning yang dipakai pendemo bikin keinginan kuliah di sana kian kuat. Gagah saja saya melihatnya.

Pak Harto pun jatuh. Beberapa hari setelah Pak Harto turun,  Nur pernah ajak saya, kalau tak salah ke daerah Kramat Jati. Di sana, banyak tentara. Maklum situasi masih tak karuan. Saya sempat naik tank tentara. Sayang belum zaman handphone, jadi tak bisa selfie.

Sampai akhirnya tiba waktu UMPTN. Saya pun ikut test. Tentu saja, UI jadi salah satu pilihan. Karena saya anak STM, saya masuk kategori anak eksasta. Tapi, kalau tak salah ketika itu lulusan STM bisa milih campuran tiga jurusan. Maksudnya, bisa pilih jurusan eksak, dan juga jurusan sosial. Seingat saya, untuk pilihan pertama, saya pilih teknik sipil UI. Pilihan kedua, ilmu politik UI. Ketiga ilmu pemerintahan UGM.  Pilihan ke ilmu politik UI,  terus terang saja banyak dipengaruhi oleh buku Mas Eep.

Sayang karena saya bukan anak pintar, tak satu pun pilihan jebol. Ketiganya tak diterima. Saya pun gagal jadi mahasiswa. Gagal jadi mahasiswa UI. Kecewa? Pasti sangat kecewa. Tapi mau apalagi, saya tak lolos. Nur, setelah tahu saya tak lolos, coba membantu. Katanya, saya bisa daftar di program D3 UI. Saya pun ikut sarannya daftar di Program D3 UI. Kalau tak salah saya daftar di program D3 komunikasi UI. Tapi lagi-lagi saya gagal, alias tak lolos tes. Dasar anak tak pintar memang.  Nur datang lagi untuk menghibur.

"Coba daftar saja ke program D3 UNPAD, mungkin diterima,"  katanya.

Setelah berembug dengan keluarga, saya diizinkan daftar ke UNPAD. Saya masih ingat, berangkat ke Jatinangor, Sumedang, tempat kampus UNPAD berada, bersama sepupu saya, yang juga berniat kuliah di sana. Singkat kata, kali ini saya beruntung. Saya lolos tes. Senang? Pastinya senang. Sedih? Ya, saya juga sedih karena harus berpisah dengan Nur, apalagi ketika itu Nur sebenar lagi di wisuda. Sedih karena akan berpisah dengan sahabat yang mengenalkan saya dengan Mas Eep dan Emha Ainun Nadjib.

Sejak saya kuliah di UNPAD, sampai sekarang ini, saya tak lagi ketemu dengan Nur. Entah dia ada di mana. Apalagi kemudian ketika saya masih kuliah di UNPAD, paman dan kakak saya pindah dari Kampung Rambutan. Kakak saya kredit rumah di Bekasi Utara. Sementara paman saya, beli rumah di daerah Jatimulya, Bekasi Timur.

Sejak paman dan kakak saya pindah, saya tak pernah lagi ke Kampung Rambutan. Terputuslah komunikasi saya dengan Nur. Apalagi saat itu belum zamannya handphone. Mungkin kalau sudah zaman handphone, saya masih bisa berhubungan dengan Nur, orang yang sangat berjasa dalam hidup saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun