Mohon tunggu...
kang abi
kang abi Mohon Tunggu... Relawan - Penggagas komunitas DUDUK DIAM

Pernah membawakan program siaran Sound Of Spirit (SOS) di radio Mustang 88FM jakarta (tahun 2004-2017). Penulis Buku Get Real ( Gagas media)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenali Jati Diri dari Mimpi dalam Tidur

8 Februari 2020   13:29 Diperbarui: 8 Februari 2020   13:35 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidur pada  umumnya bagi saya, disertai keadaan masuk kedalam mimpi. Terdapat pengalaman mimpi yang pendek.
Orang tidur maksimum 7-8 jam. Dan saat tidur si pikiran, keadaannya sama dengan kondisi sebelum badan tertidur; ia bergerak terus, beraktifitas seperti berceloteh, mengagas, mikir-mikir, bepikir ini dan itu dalam citranya yang khas.

Jadi sampai saat tubuh ini tertidur, si pikiran tetap 'eksis', 'selfi-selfi' melanjutkan kegiatannya yang dilakukan sebelum tubuh tertidur.

Tidur dalam keadaan seperti diatas adalah tidur dengan kualitas 'kerja' bukan istirahat. Ditandai dengan alih-alih tubuh menjadi segar, pegal di badan dan perasaan yang gelisah, lelah malah yang muncul.

Sementara, Keadaan terjaga, sadar (tidak tidur) bagi saya juga berarti mimpi, mimpi yang berdurasi panjang, mulai jam 5-21. Tentu saja dalam durasi kurang lebih 16 jam pikiran saja tentu beraktifitas, entah saat aktifitas itu sendiri, atau makan, istirahat, ibadah dst. Pikiran jarang absen disana, selalu hadir bahkan menjadi sumber dan pusat aktifitas.

Jadi artinya dalam pandangan ini, pikiran orang pada umumnya tidak pernah berhenti, bergerak terus, terus bergerak alias....'mimpi' terus.

Mimpi bagi Yogi dan Sufi

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep). Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mimpi).

Dalam pandangan Yogi atau meditator mimpi adalah saat dimana kilesa atau kotoran menemukan caranya untuk mengekspresikan diri.

Sementara, dalam keadaan terjaga (sadar/tidak tidur) kotoran batin seperti misalnya marah mungkin dapat dikendalikan atau ditekan oleh seseorang (dengan ragam alasan). 

Untuk itu, dalam praktik meditasi dari saat ke saat dimana, ketika terjaga ia menyadari munculnya kotoran batin, sementara ia pun menyadari reaksi batin atas kemunculan kilesa tersebut, entah lobha (kesenangan) maupun dosa (ketidak senangan) karenanya memungkinkan berkembangnya satu kearifan batin disana, yang juga tetap menyala di kala ia istirahat dalam tidurnya.

Attitude batin yang seimbang demikian merontokan kotoran batin saat ia dalam keadaan terjaga maupun  dalam istirahnya. Sehingga ia tak muncul mengekspresikan diri sebagai mimpi. Tidur tanpa mimpi. Tidur tanpa aktifitas pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun