Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beda Istri Idaman Zaman Dulu dengan Zaman Sekarang

1 Juni 2019   13:00 Diperbarui: 1 Juni 2019   13:17 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinggal pencet tombol di smartphone, aneka aplikasi dan aneka penyedia jasa siap menyediakan segala keperluan kita. Mau pesan pizza? Mau order nasi gurih? Mau hidangan lengkap untuk pesta? Semuanya tersedia. Bahkan kadang-kadang masih diiming-imingi diskon oleh sang penyedia. Gampang dan simpel.

Bahkan untuk sekedar air minum pun, istri zaman sekarang tidak perlu repot repot masak air. Tinggal ambil handphpne, hubungi tempat produksi air minum, tunggu beberapa menit, air dalam galon sudah datang ke depan pintu. Coba, kurang canggih bagaimana hidup sekarang.

Bagaiman bila akses internet dibatasi, penggunaan medsos pun dikurangi?

Inilah mungkin kiamat kecil bagi semua orang di zaman ini, termasuk untuk para istri idaman yang tergantung pada kecanggihan teknologi. Internat dan medsos adalah dewa kehidupan untuk manusia zaman sekarang. Bila akses medsos terhambat, maka blingsatanlah kita semua.

Ilustrasi pixabay.com
Ilustrasi pixabay.com

Nah, secanggih-canggihnya manusia, sehebat-hebatnya istri idaman menggunakan segala kelebihan internet dan meddos, bila akses internet dan meddos dibatasi, barulah nampak sisi manusianya yang sesungguhnya. Ternyata kita membutuhkan seorang istri yang 'super' idaman. Siapa pula itu?

Sosok seorang wanita yang pandai masak, pandai mengatur urusan rumah tangga, shaliha, sopan santun, tapi tetap mengikuti perkembangan teknologi. Bermedsos oke, eksis di dunia maya, iya. Tapi menggunakan itu semua untuk kebaikan dan kemanfaatan untuk semua manusia.

Salam untuk para istri idaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun