Mengikuti pemberitaan tentang warga sebuah dusun di daerah Ponorogo, yang termakan isu kiamat, membuat kita sedih dan prihatin.
Ternyata masalah kiamat yang di dalam islam adalah salah satu rukun iman,di jadikan alat oleh orang orang yang tak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi dengan menyesatkan ummat.
Saya jadi teringat dengan pengalaman pribadi, ketika dulu pada tahun 1999 ada beredar kabar bahwa kiamat akan terjadi di tahun itu.
Entah dari mana datangnya sumber isu kiamat itu,tiba tiba masyarakat panik dan mempercayai bahwa pada jam 9, tanggal 9, bulan 9, tahun 1999 akan terjadi kiamat.
Saya yang waktu itu tinggal di sebuah kota kecil di Riau, melihat jelas kecemasan dari warga.dan anehnya,entah siapa pula yang mengajari dan menyebarkan isu kepada warga,masyarakat di daerah saya tersebut membakar lemang kemudian setelah masak, lemang itu di tancapkan di halaman,atau di gantungkan di atas pintu depan.
Kiamat dan lemang pasti tidak saling berkaitan.tapi bagi masyarakat yang sedang panik,hal hal yang tidak masuk akalpun dijadikan jalan keluar untuk terhindar dari kiamat.
Ketika saya sempat bertamu ke keluarga yang menancapkan lemang sebagai penangkal dari kiamat,mereka sendiripun tidak tahu alasan apa kiamat di tangkal dengan kue lemang.kiamat tidak datang lemang habis di makan.
Lalu pelajaran apa yang bisa kita petik dari isu kiamat yang sepertinya terus di ulang ulang oleh orang yang tidak bertanggung jawab?
Dalam ajaran islam, kapan terjadinya kiamat hanya Allah  yang tahu kapan terjadinya. Tidak ada satu makhluk pun yang tahu, bahkan para malaikatpun tidak tahu kapan terjadinya.
Hal inilah tampaknya yang dijadikan celah oleh orang orang tertentu untuk membodohi masyarakat yang kurang pemahamanya terhadap agama.
Kalau orang yang termakan isu tentang kiamat melakukanya karena kebodohanya dan kurang pemahamanya tentang ajaran agama, mungkin kita bisa menyebutnya sebagai korban.