Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Lebih dari Sekadar Pekerjaan, Menulis untuk Mengabadikan Pemikiran

9 Agustus 2020   05:15 Diperbarui: 9 Agustus 2020   05:11 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Catatan dari Buku A.S. Laksana, Creative Writing, bagian satu dari tiga]

Mungkin tak banyak intrik dalam dunia tulis menulis. Asalkan bisa membuat itu menyenangkan dan mudah dilakukan, maka tak butuh teori yang berbelit-belit. Tapi ternyata tetap ada buku semacam trik membuat cerpen atau novel dengan cara mudah, sederhana, dan (mungkin) bisa dikuasai dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Tapi seperti kata salah satu senior yang berbagi pengalaman, dunia nulis sebenarnya tak sesederhana itu. Bakat nulis bukan sesuatu yang bisa dibilang "gawan bayi". Menulis tak ubahnya bicara. Yang butuh kemampuan untuk diasah terus menerus. Orang bisa gagap didepan podium bila tak memahami teknik public speaking.

Ada yang menganalogikan nulis dengan mengemudikan mobil. Bisa lincah menyetir mobil bukanlah anugerah mendadak. Tapi ada runtutan yang harus lengkap dipelajari satu demi satu.

Intinya bukan seberapa banyak membaca teori menyetir dan pegang kemudi sebenarnya. Tapi sebanyak apa pengalaman nyata. Khatam banyak kursus mengemudi sekalipun akan percuma jika selalu takut mencoba. Demikian pula menulis, kita harus selalu belajar untuk berkarya, bukan memperkaya teori.

Lalu sedikit demi sedikit aktivitas kreatif itu ditopang dengan teori yang bisa dipelajari sambil lalu. Pengalaman harus lebih banyak daripada pengetahuan. Sedikit demi sedikit hal itu dikembangkan. Mungkin sepuluh kali praktik dibandingkan satu kali teori.

Esensi yang saya tangkap, nulis bukan hal yang sulit saat ditekuni dengan sikap pantang menyerah. Tapi juga bisa jadi sesuatu yang mustahil saat cuma satu dua kali mencoba, lalu berdoa dan cuma menunggu keajaiban.

Hal itu berlaku dalam pekerjaan sederhana yang lain. Bukankah semuanya seperti itu? Belajar memasak, belajar matematika, belajar fisika, atau bahkan belajar menghafal rumus kimia.

Dan saya menggarisbawahi kata-kata mas Sulak (sapaan akrab A.S. Laksana), kita tetap butuh skill menulis, terlepas dari apapun peran kita dalam hidup ini.

"Apa pun bakat anda, apapun minat anda, apapun pekerjaan anda, anda memerlukan pikiran yang mampu menyampaikan apa yang ingin anda sampaikan: secara jernih, tertata, dan kokoh. Anda perlu menulis." (A.S. Laksana)

Kita mungkin tak mengenal Plato sebagai penulis. Tapi Plato yang seorang filsuf itu meninggalkan buku Republik. Kita tak mengenal Sir Isaac Newton sebagai penulis, tapi ilmuwan itu mengarang buku Philosophi Naturalis Principia Mathematica yang demikian terkenal. Dengan karya-karya itulah pikiran mereka hidup hingga hari ini. Meskipun Newton atau Plato telah lama mati. Dan mereka berdua bukanlah dikenal sebagai penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun