Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sisi Gelap Literasi: Membaca Tanpa Berpikir

3 Juli 2020   05:41 Diperbarui: 4 Juli 2020   10:38 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebiasaan buruk saat membaca adalah membaca tanpa berpikir. | Sumber: Pixabay/OlyaLole

Tapi dari sesuatu yang "gak penting-penting amat" itulah seseorang sebenarnya bisa berkembang jika konsisten.

Lama-lama dia juga akan menulis sesuatu yang penting bagi orang lain. Prosedur dan prosesnya gak jauh-jauh dari seperti itu umumnya.

Tapi entahlah, apakah pendapat saya masih relevan. Kadang saya mempertanyakan hal yang sebaliknya.

Sedikit banyak, pandangan tentang hal itu berubah. Banyak sekali hal yang dulu adalah prioritas, sekarang bahkan menjadi hal yang biasa-biasa saja. Beberapa hal jadi gak penting lagi.

Sekarang, apa yang kita cari dari membaca sebuah buku, atau tulisan singkat di media sosial?

cappuccino-study.tumblr.com
cappuccino-study.tumblr.com
Dulu banyak motivasi dalam pekerjaan sederhana seperti membaca buku. Seperti mencoba mencari role mode. Mencari tahu seperti apa itu seni bertutur. Setiap orang lahir dengan ciri khas akan tulisan mereka masing-masing. Atau saat membaca adalah dalam rangka menemukan ide. Menemukan pemikiran baru.

Dan beberapa dari itu merupakan arti perjuangan panjang saat seseorang mengorbankan waktu untuk membaca. Membuka wawasan dan hal yang sebelumnya gak pernah terbayangkan.

Pernah terpikir, apalah artinya membaca saat gak menemukan gagasan baru? Juga saat tidak sedang mengagumi seni bertutur yang ada disitu. Akhirnya malah kadang jadi buang-buang waktu.

Bahkan menggali gagasan itu tak harus lewat tulisan. Bisa dengan diskusi. Dan tukar pikiran dengan cara tersebut juga salah satu sarana untuk membuka wawasan. Selain dengan membaca.

Menarik saat sebelum membaca seseorang sudah memiliki bekal. Memiliki ide dan pemikiran. Lalu dia membaca sebanyak mungkin sebagai sarana koreksi. 

Dia menguji validitas dan akurasi kesimpulan miliknya dengan membaca. "Apakah ada orang yang berpikir sama dengan saya?" Maka orang itu membaca dalam rangka menemukan orang yang satu barisan dengannya. Orang yang dulu pernah berpikir seperti ini. Hingga dia tidak merasa sendiri dengan gagasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun