Tapi dari sesuatu yang "gak penting-penting amat" itulah seseorang sebenarnya bisa berkembang jika konsisten.
Lama-lama dia juga akan menulis sesuatu yang penting bagi orang lain. Prosedur dan prosesnya gak jauh-jauh dari seperti itu umumnya.
Tapi entahlah, apakah pendapat saya masih relevan. Kadang saya mempertanyakan hal yang sebaliknya.
Sedikit banyak, pandangan tentang hal itu berubah. Banyak sekali hal yang dulu adalah prioritas, sekarang bahkan menjadi hal yang biasa-biasa saja. Beberapa hal jadi gak penting lagi.
Sekarang, apa yang kita cari dari membaca sebuah buku, atau tulisan singkat di media sosial?
Dan beberapa dari itu merupakan arti perjuangan panjang saat seseorang mengorbankan waktu untuk membaca. Membuka wawasan dan hal yang sebelumnya gak pernah terbayangkan.
Pernah terpikir, apalah artinya membaca saat gak menemukan gagasan baru? Juga saat tidak sedang mengagumi seni bertutur yang ada disitu. Akhirnya malah kadang jadi buang-buang waktu.
Bahkan menggali gagasan itu tak harus lewat tulisan. Bisa dengan diskusi. Dan tukar pikiran dengan cara tersebut juga salah satu sarana untuk membuka wawasan. Selain dengan membaca.
Menarik saat sebelum membaca seseorang sudah memiliki bekal. Memiliki ide dan pemikiran. Lalu dia membaca sebanyak mungkin sebagai sarana koreksi.Â
Dia menguji validitas dan akurasi kesimpulan miliknya dengan membaca. "Apakah ada orang yang berpikir sama dengan saya?" Maka orang itu membaca dalam rangka menemukan orang yang satu barisan dengannya. Orang yang dulu pernah berpikir seperti ini. Hingga dia tidak merasa sendiri dengan gagasannya.