Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Tuli Mendengar

24 Oktober 2019   02:46 Diperbarui: 24 Oktober 2019   03:43 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
learning-history.com

Alexander Graham Bell, penemu telepon, bekerja sebagai guru di Boston School for Deaf Mutes. Ibunya hampir sepenuhnya tuli, dan Bell akhirnya menikahi wanita tuli.

Sekitar 1 dari 800 bayi lahir tuli, tetapi ada puluhan penyebab tuli lainnya. Di seluruh dunia, sekitar 200.000 orang tuli telah menerima implan koklea, yang mengubah suara menjadi sinyal elektronik. Sinyal dikirim ke saraf akustik, yang menyampaikannya ke pusat pendengaran otak untuk ditafsirkan. Meskipun hasilnya sangat berbeda dari suara alami, ini sangat membantu banyak orang.

Karena pria tuli yang datang kepada Yesus untuk meminta bantuan juga menderita kesulitan bicara, kemungkinan dia tuli sejak lahir atau sejak usia muda. Bisakah Anda bayangkan betapa menyenangkan baginya tiba-tiba memiliki pendengaran dan ucapan yang sempurna? Kemungkinan hal pertama yang dia dengar adalah suara Penyembuhnya.

Secara spiritual, kita semua memiliki hambatan bicara (kita tidak selalu mengatakan hal yang benar atau berbicara dengan penuh kasih) dan kita semua tuli sampai taraf tertentu (kita tidak selalu mendengarkan dengan hati-hati sebagaimana seharusnya).

Jika kita bermohon kepada-Nya, Allah siap membuka telinga kita untuk mendengarkan Roh-Nya dan menjamah lidah kita sehingga kita dapat membicarakan kebenaran-Nya dengan jelas dan penuh kasih.

Markus 7:32-35
Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. (33) Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. (34) Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! (35) Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun