Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adopsi Embrio

19 September 2019   03:23 Diperbarui: 19 September 2019   03:48 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep adopsi cukup umum di dunia saat ini, namun ada jenis adopsi baru yang kurang dikenal yakni adopsi embrio.  Adopsi embrio memungkinkan pasangan infertil/yang tidak subur, untuk mengadopsi sel telur yang telah dibuahi milik pasangan yang lain, yang nantinya akan dipindahkan hingga melewati proses kehamilan dan kelahiran seperti biasa!

 Teknologi saat ini telah menciptakan sejumlah pertanyaan etika.  Salah satu pertanyaan tersebut adalah apa yang harus dilakukan dengan embrio beku, yang diciptakan sebagai hasil dari pasangan infertil yang mencoba fertilisasi in vitro.  Ketika pasangan telah berhasil mencapai kehamilan, mungkin ada embrio yang tersisa dan disimpan.  Jika pasangan telah selesai memiliki anak, mereka dipaksa untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan embrio ini.  Haruskah mereka membiarkan nyawa ini mati? Atau terus membayar untuk menyimpannya untuk jangka waktu yang tidak diketahui?

 Beberapa keluarga telah memilih alternatif ketiga.  Menyerahkan embrio mereka untuk diadopsi, membuka pintu bagi pasangan infertil lain untuk membesarkan anak-anak ini sebagai milik mereka.  Peluang luar biasa ini memungkinkan orang tua angkat untuk mengalami kehamilan dan persalinan anak angkat mereka.  Walaupun anak itu bukan anak biologis mereka sendiri dan tidak memiliki DNA mereka, mereka dapat melihat kembali perjalanan mereka sebagai keluarga dari titik paling awal.

 Dalam Roma, Paulus menggambarkan analogi yang sama.  Dia menunjukkan bahwa "bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang digolongkan sebagai keturunan Abraham." Anak-anak Allah tidak hanya mencakup anak-anak lahiriah Israel, tetapi juga semua yang menerima janji Mesias.  Kita tidak memerlukan koneksi fisik literal, seperti memiliki DNA yang sama untuk menjadi bagian dari keluarga Allah.  Ketika kita menerima karunia keselamatan Yesus, kita diadopsi ke dalam keluarga-Nya!

Roma 9:8
Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun