4. Pandangan Terhadap Sahabat Nabi
Pandangan terhadap sahabat Nabi Muhammad merupakan salah satu perbedaan signifikan antara aliran Sunni dan Syiah dalam Islam. Aliran Sunni menghormati dan memberikan nilai tinggi kepada semua sahabat Nabi, tanpa membedakan antara mereka. Mereka melihat sahabat-sahabat Nabi sebagai generasi pilihan yang telah berkontribusi secara signifikan dalam penyebaran dan pengamalan ajaran Islam. Pandangan positif ini mencakup para khalifah pertama, yaitu Abu Bakar, Umar, dan Utsman, serta Imam Ali, yang diakui sebagai sahabat dan menantu Nabi Muhammad.
Di sisi lain, aliran Syiah memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap beberapa sahabat Nabi, terutama yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa kontroversial dan konflik politik, seperti dalam pertempuran-pertempuran Badr dan Uhud. Mereka menyoroti ketidaksetujuan terhadap tindakan beberapa sahabat dan menilai bahwa setidaknya sebagian dari mereka terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang berujung pada penderitaan keluarga Nabi, terutama kematian Imam Ali dan Imam Husain di Karbala. Namun, perlu dicatat bahwa pandangan ini tidak berlaku pada semua sahabat, dan beberapa sahabat dihormati oleh penganut Syiah. Perbedaan pandangan terhadap sahabat Nabi menjadi salah satu aspek sensitif yang mencerminkan perbedaan historis dan teologis antara aliran Sunni dan Syiah dalam Islam.
Pemahaman yang mendalam tentang perspektif akidah Islam dalam aliran Sunni dan Syiah menyoroti perbedaan utama dalam prinsip-prinsip ajaran keagamaan. Penting untuk diingat bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam pandangan dan praktik keagamaan, baik aliran Sunni maupun Syiah memiliki tujuan bersama untuk mengikuti ajaran Islam dan mengejar kedekatan dengan Allah. Pemahaman tentang perbedaan ini juga dapat membantu menjaga nilai-nilai toleransi, dan penghargaan terhadap keragaman di dalam umat Islam. Sebagai umat Muslim, tetap pada persamaan ajaran dan nilai-nilai bersama dapat menjadi landasan untuk memperkuat persatuan dan kerukunan dalam komunitas Muslim yang beragam.