Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam di Tengah Konflik Perdamaian Dunia

21 Agustus 2021   17:41 Diperbarui: 21 Agustus 2021   17:46 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ist. sumber gambar

Setiap pergolakan yang terjadi di dunia selalu meninggalkan konflik antara penguasa rezim sebelumnya dengan penguasa mendatang. Tak ubahnya dengan Afghanistan yang sekian lama berkonflik antara militansi taliban dan pemerintah Afghanistan, yang berakhir pada Minggu,15 Agustus 2021 setelah Presiden, Ashraf Ghani melarikan diri ke Tajikistan. Seakan menarik kembali ingatan penulis saat kisah Osamah bin Laden memenuhi berbagai media masa baik cetak maupun telivisi memenuhi obrolan warung kopi tentang tragedi yang menewaskan 2000-an manusia dan serta 6000-an yang terluka akibat tabrakan pesawat ke WTC (Wolrd Trade Center) di Pentagon, Amerika Serikat. pada 11 September 2001 silam.

Seingat penulis, mulai dari sana kondisi perdamaian dunia mulai ramai diperbincangkan oleh pemimpin negara-negara yang tergabung dalam PBB dengan menyematkan label sarang "teroris" kepada negara-negara muslim, termasuk juga dengan Indonesia sebagai mayoritas agama islam terbesar di dunia. Oleh karenanya, untuk mengingatkan dan mengembalikan citra Islam sebagai agama yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang banyak para ulama terjun ke masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap masyarakat atas ajaran-ajaran Islam salah dan menyimpang.

Media pun berperan besar dalam membentuk opini yang diterima oleh masyarakat, sehingga menimbulkan citra buruk tentang Islam sebagai agama teroris atau mengajarkan membunuh. Berangkat atas kejadian tersebut pula, penulis merasa perlu mengajak pembaca kompasianer untuk tidak serta merta menghakimi apa yang telah dilakukan oleh taliban dalam mengambil alih pemerintahan Afghanistan.

Husnudzhon, tragedi ini tidak lepas dari rekayasa sosial dalam perebutan politik dan SDA melimpah yang dimiliki oleh Afghanistan dengan SDA sekitar 3 triliun dolar AS atau sebesar Rp.42.000 triliun yang tentu akan membuat Afghanistan menjadi salah satu negara Islam yang akan berkembang pesat seperti Qatar dengan kekayaan hasil bumi yang dapat mengekspor ke berbagai negara. Tentu, ini akan menjadi modal dalam menjalin hubungan bilateral taliban dengan negara-negara tetangga atau pun dunia yang membutuhkan SDA mentah yang dihasilkan oleh Negara Afghanistan.

Jadi, kiranya tak perlu berlebihan dalam menyikapi jatuhnya pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, terpenting adalah bagaimana upaya taliban dalam membentuk masyarakat menjadi aman, nyaman, dan meningkatkan prestasi dimata dunia. Karena, bila yang diberitakan tentang kebencian dan keberingasan semata. Maka, dengan sendirinya masyarakat akan membentuk opini tentang keberingasan ormas taliban itu. Beritahukan terhadap dunia tentang Islam yang damai, cinta, kasih sayang, dan sejuk, bukan Islam yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan, sehingga menyebabkan rasa takut dan trauma bagi masyarakat.

Tentu, kita juga ingat tentang kisah Saddam Hussein sebagai Presiden Irak yang berani melawan kebijakan Amerika Serikat. Akhirnya, harus menjadi buronan militer dan dibenci oleh seluruh masyarakat dunia. Lagi-lagi tak lepas dari perkembangan opini yang dibuat oleh Media tentang kekejaman dan keberingasan (penghasil teroris) serta tentang senjata kimia.

Lalu,Negara Iran,Presiden Mahmoud Ahmadinejad akibat berani melawan kebijakan AS, sempat menjadi perbincangan dunia kerap mendorong negaranya ke dalam konfrontasi terbuka dengan Barat mengenai program nuklir. di luar negeri ia menjadi persepsi Barat tentang Iran karena menyangkal Holocaust, bersikeras negaranya tidak memiliki gay atau lesbian dan mengisyaratkan Iran dapat membangun senjata nuklir jika memilih untuk melakukannya.

Belum lagi, konflik palestina dan Israel yang tak berkesudahan, tentu ini membuat miris masyarakat Islam di belahan dunia manapun manakala harus melihat pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap warga sipil Palestina. Lalu, kita juga ingat kisah pembantaian warga muslim di Rohingya, Myanmar 2017 silam. Pada tahun sebelumnya, Islam Pattani (Thailand) pun harus mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan dari Pemerinthan Thailand yang saat itu berkonflik lantaran modernisasi yang diterapkan di antaranya adalah sistem yang bersifat nasional khususnya, penyeragaman bahasa dan sistem sekolah yang diharuskan mengikuti peraturan pemerintah pusat. Maka terjadilah pemaksaan dimana yang menentang kebijakan pusat mendapat konsekuensi mulai dari penangkapan, pemenjaraan, sampai pembunuhan.

Program lebih massal adalah proses transmigrasi yang bersifat besar-besaran yang membuat komunitas Muslim di daerah tersebut menjadi minoritas. Sehingga pemerintah Thailand menerapkan kebijakan penyeragaman identitas nasional dan modernisasi yang cenderung pada penyeragaman secara paksa yang tidak sepenuhnya sejalan dengan aspirasi kaum Muslim di Pattani. Hal itu tidak pernah dibesar-besarkan oleh Media selama berbulan-bulan. Sebagaimana bila Oknum Islam yang melakukan pembunuhan, baik dengan bunuh diri atau pun perlawanan membela tanah air seperti yang di lakukan oleh saudara Muslim di Palestina.

Akhirnya, semoga konflik politik tidak menimpa bangsa Indonesia dengan tetap menjadi manusia ramah dan selalu menebar kebaikan dimana saja. Sebagaimana Islam mengajarkan penganutnya senantiasa berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Karena Islam hadir untuk membawa perdamaian bukan menimbulkan permusuhan atau konflik sesama manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun