Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengorbanan Lilin

18 Agustus 2021   20:40 Diperbarui: 18 Agustus 2021   20:39 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ramadhan bulan penuh keberkahan yang hanya ada satu dari dua belas bulan kalender hijriyah. Alangkah indahnya bila kita dapat meluangkan waktu selama satu bulan, untuk fokus mengamalkan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya agar mencapai insan yang bertaqwa.

Sebagaimana termaktub dalam Q.S Al-baqoroh: 183 yang artinya sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."

Oleh karenanya, sebagai makhluk sosial tentu kita memiliki sanak famili, tetangga, dan kerabat yang dapat menjadi ladang kita berbagi kelebihan rejeki yang telah diberikan oleh Allah SWT, sebagai wujud rasa syukur tentu berbagi akan meringankan kesulitan yang dirasakan oleh sanak famili, tetangga, dan kerabat.

Sehingga perlu kiranya kita mengambil manfaat dari lilin yang siap membakar dirinya agar memberikan cahaya penerangan kepada manusia yang dalam kondisi gelap, karena lilin juga termasuk temuan paling awal dari dunia primitif.

Perkembangan Lilin

Sejarah mencatat bahwa orang Mesir sudah menggunakan lilin sejak tahun 3000 SM. Selama perkembangannya, ada beberapa cara pembuatan lilin. Mulai dari yang hanya mencelupkan sumbu ke dalam lilin, hingga menggunakan mesin pencetak lilin, yang mulai dikembangkan pada abad XIX.

Hingga saat ini, berbagai penelitian tentang lilin masih terus dilakukan. Dengannya, berbagai manfaat lilin yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya pun mulai terkuak. Lilin pun terus dimodifikasi sehingga dapat memberikan manfaat-manfaat baru, dan menjadikan pemakaian lilin senantiasa eksis dan lestari.

Lilin pertama yang dikembangkan oleh Mesir berbentuk obor yang dibuat dengan merendam alang-alang dalam lelehan lemak hewan. Sekitar tahun 3000 SM Mesir kuno kemudian membuat lilin bersumbu dari lilin lebah. Mesir kuno juga tercatat sebagai salah satu pemilik lilin paling awal, berpenanggalan 400 SM dan terbuat dari tanah liat. Di belahan lain, Cina lilin dari lemak ikan paus pada awal 221 SM.

Selama abad pertama masehi, masyarakat adat di barat laut Pasifik melebur minyak dari eulachon atau lilin ikan sebagai sumber pencahayaan mereka. Oleh karena itu, lilin semacam itu bisa dibuat secara sederhana dengan cara menempelkan ikan kering pada kayu dan kemudian dinyalakan.

Kekaisaran romawi adalah yang pertama kali membuat lilin yang menyerupai lilin yang kita kenal saat ini. Mereka membuat lilin menggunakan lemak sapi atau domba. Bahan ini menjadi bahan standar yang digunakan sebagai pembuat lilin di eropa. Tetapi, lilin tersebut sangat berasap dan bau sehingga beberapa kota melarang penggunaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun