Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Kemerdekaan Dulu dan Sekarang

18 Agustus 2021   05:15 Diperbarui: 18 Agustus 2021   05:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah menjadi agenda rutin bagi bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus untuk melaksanakan apel kebangsaan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat hingga tingkat kecamatan, mulai dari ormas hingga komunitas, baik di darat laut atau pun udara. Seluruh rakyat Indonesia bersukacita merayakan hari bersejarah yang diperoleh atas perjuangan pahlawan melawan penjajah.

Tentu, sudah banyak artikel atau buku yang mengulas kisah perjuangan para pahlawan tempo dulu dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Banyak sudah gagasan yang dihasilkan setiap moment hari kemerdekaan kembali berulang. Namun, acapkali pula muncul pertanyaan tentang kemerdekaan sejati bagi bangsa Indonesia?

Terlebih di masa pandemi yang sudah berlangsung satu setengah tahun, rasanya seperti dijajah oleh musuh yang tak terlihat. Kondisi rakyat dibuat tak menentu oleh penyakit yang belum juga ditemukan penawarnya hingga kini. Sekalipun pemerintah pusat telah berikhtiar untuk mengeluarkan rakyat dari persoalan ekonomi yang kian sulit dan mencegah jumlah kematian karena menjadi korban keganasan dari corona virus disease 2019.

Momentum Sumpah Kemerdekaan

Bila kita buka kembali refrensi di masa penjajahan, maka kita akan menemukan kisah-kisah heroik sumpah yang di lafalkan oleh para founding father untuk mendapatkan kemerdekaan, sekalipun harus mengorbankan waktu, fikiran, tenaga, dan juga nyawa. Sementara, saat ini kita sedang dihadapkan dengan pandemi yang telah merenggut ratusan ribu nyawa mulai dari rakyat hingga pejabat, bahkan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam menangani covid-19 terus berjatuhan.

Sudah sepatutnya kita mendisiplinkan diri dalam menjalankan 5M yang merupakan anjuran dari protokol kesehatan guna merebut kemerdekaan dari jeratan pandemi yang telah membelenggu bangsa Indonesia selama 1,5 tahun. Ini bukan lah semata-mata pekerjaan pemerintah, melainkan bisa terbebas dari pandemi hanya bila pemimpin dan rakyat bersatu dalam mencegah dan menangani covid-19. Seperti halnya, para pahalawan dahulu bahu membahu dalam mengusir penjajah hingga berhasil meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Maka, dalam mengisi hari kemerdekaan tentu ada baiknya kita pun melakukan sumpah untuk bersama-sama melawan covid-19 dengan mentaati protokol kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah dengan melakukan vaksin. Sehingga pada momentum kemerdekaan Indonesia yang ke-76 Indonesia bisa segera pulih menjadi bangsa yang tangguh dan tumbuh menghadapi pelbagai problematika dimasa mendatang.

Indonesia sebagai bangsa dan negara sudah kerap kali dihadapi pelbagai persoalan dan selalu bisa mengatasinya manakala seluruh rakyat bersatu, bergotong royong tanpa melihat latar belakang pangkat, jabatan, suku, agama, ras, dan budaya.

Oleh karena itu, rasa optimis untuk bisa segera terbebas dari belenggu covid-19 harus tetap terjaga dengan mendisiplinkan diri melakukan budaya mencuci tangan, memakai masker, membatasi mobilisasi, menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak.

Dimana pada Senin malam,(16/8) presiden Jokowi memberikan penghormatan terhadap para pahlawan yang berjumlah 10.190 orang, yang terdiri dari 9.192 pahlawan TNI-Polri, 892 pahlawan badan perjuangan, 63 pahlawan tokoh nasional, dan 43 pahlawan tak bernama.

Presiden Jokowi pun memberikan penghormatan pada seluruh pahlawan yang tidak dikenang nama dan tempatnya di kota-kota, dusun-dusun, lereng-lereng gunung, lembah-lembah, ngarai, dan dasar-dasar lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun