Mohon tunggu...
Ahmad Kafin azka
Ahmad Kafin azka Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa dan Santri

mahasiswa dan santri

Selanjutnya

Tutup

Humor

Adat Jawa, Apa Tidak Ada Pertanyaan Lagi Selain "Kapan Nikah?"

30 Juli 2021   12:57 Diperbarui: 1 Agustus 2021   00:12 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kumparan.com/berita-hari-ini/nikah-siri-pengertian-dampak-dan-hukumnya-di-indonesia-1vL7cqr722E

Ngomongin nikah, Indonesia mempunyai rekomendasi tersendiri untuk warganya yaitu dengan usia minimal 19 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Tak jauh berbeda, secara medis usia 20-an adalah usia ideal untuk menikah bagi wanita, namun minimal 25 tahun untuk pria. Pertanyaannya, mengapa untuk usia ideal pria secara medis dengan rekomendasi negara kita terpaut begitu jauh?

Praktek tersebut sudah menjadi kebiasaan di Jawa, karena saya orang Jawa maka saya tahu kebiasaan orang Jawa. Sudah menjadi kebiasaan yang mengakar orang-orang Jawa lebih suka nikah usia muda dari pada usia ideal. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya teman-teman saya yang seumuran (sekitar umur 18-20an lah) yang sudah pada nikah. Padahal rata-rata mereka adalah orang-orang yang baru lulusan sekolah SLTA, ada juga yang baru lulus SLTP tapi sedikit sih.

Bahkan ada beberapa teman saya yang sudah punya anak, yang berarti pernikahan mereka sudah lama atau baru, tapi pengen cepat punya momongan. Nikah muda yang terjadi di kebanyakan Daerah saya pun bervariasi, ada yang memang sudah dari keinginan sendiri, ada yang disuruh orang tuanya, bahkan ada yang kebablasan.

            Sudah menjadi tradisi anak lanceng (remaja) selalu dipanas-panasi untuk segera menikah. Seperti ketika saya yang tengah lanceng ini berkumpul dengan sanak family yang dari jauh. Pasti objek pembahasan yang tak bisa dihindarkan selain kuliah dimana, adalah "kapan nikah?" dan pasti pertanyaan itu tertuju pada saya.

            Belum lagi jika sedang lebaran yang sebagaimana kebiasaan adat di Jawa untuk datang ke rumah-rumah tetangga untuk bersilaturahmi dan sekedar menghabiskan kue lebaran hehe. Sudah pasti pertanyaan itu terlontar begitu saja seperti magnet yang selalu menempel pada saya.

            Padahal pada keluarga saya sendiri yakni Bapak dan Ibuk sendiri belum pernah membahas hal demikian. Mungkin karena saya sedang mondok dan harus fokus ngaji dan kuliah ya. Jika pun saya punya teman cewek, sudah pasti saya diinterogasi habis-habisan oleh ibu saya, seolah-olah saya emang gak boleh berhubungan dengan cewek dulu.

            Kalau dari diri sendiri pun sebenarnya belum ingin menyusul teman-teman yang sudah ke jenjang pernikahan, cuma kadang pengin hehe. Hal itu terjadi karena beberapa alasan. Pertama, belum ingin nikah karena memang masih ingin fokus belajar dan ngaji. Kedua, ingin nikah karena udah pengin, iya pengin itu loh.

Alasan kedua kadang didukung dengan iming-iming macam undangan dari teman nikah yang tak bisa dihitung totalnya. Jujur saja, melihat teman-teman bahagia karena sudah menemukan jodohnya saya bukannya turut berbahagia, sedih bro. Dalam artian bukan sedih karena istrinya adalah mantan saya atau orang yang suka, macam lagu Armada. Ya sedih aja karena saya belum apa-apa. Sedang mereka udah nikah. Apalagi yang istrinya cantik. Mentolo.

            Hal seperti ini sepertinya sudah lumrah terjadi pada santri macam saya. Untung saja teman se-gutakan saya masih banyak yang belum nikah duluan, meski sudah ada sih sedikit, bisa dihitung pake jari. Itu artinya kami memang lebih suka solid dari pada start duluan. Pikiran-pikiran untuk nikah untungnya sangat mudah terhilang dari kepala. Hal itu terjadi karena memang masih banyak hal selain nikah yang harus dipikirkan. Misal, skripsi (oh no!).

Saat-saat yang seharusnya difokuskan untuk belajar seperti ini memang sudah saatnya untuk mencari pelarian dari hal-hal yang berbau pernikahan. Karena memang masih belum saatnya. Seperti saya yang selalu mencari alasan untuk menghindari pertanyaan macam "kapan nggandeng?".

Intinya adalah pertanyaan ini "kapan saya menikah?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun