Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wudlu Lahiriyah dan Bathiniyah

25 Maret 2020   23:55 Diperbarui: 25 Maret 2020   23:50 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Thaharah atau bersuci merupakan pekerjaan membersihkan diri dari najis atau hadats ketika kita hendak beribadah. Salah satu bentuk bersuci adalah wudlu. Wudlu menjadi salah satu syarat sahnya suatu sholat. 

Wudlu menyucikan seseorang dari sebuah hadats kecil. Hadats mengacu pada keadaan subjek, bukan objek yang terlihat, melainkan aktifitas seseorang sebelum ia memutuskan untuk berwudlu.

Ditengah merebaknya virus corona atau covid-19 wudhu menjadi eksistensi tersendiri bagi umat islam. Sebenarnya gerakan atau sikap untuk menjaga wudlu sudah digaungkan oleh junjungan kita nabi Muhammad SAW sebelum adanya penyebaran virus ini. 

Umat islam dianjurkan untuk selalu menjaga wudlu sepanjang hari selama aktifitasnya. Hal ini terkesan sepele dan sedikit merepotkan bagi mereka yang merasa banyak aktifitas. 

Padahal sudah dijelaskan pada surat al maidah ayat 6, bahwa Allah menyuruh untuk kita berwudlu bukan untuk merepotkan kita semua, melainkan untuk menyempurnakan nikmat-Nya bagi kita semua agar semakin bersyukur.

Secara umum tata cara wudlu dibagi menjadi enam bagian. Dari niat, membasuh muka, membasuh tangan sampai sikut, mengusap sebagian kepala, membasuh kaki, dan terakhir tertib atau berurutan. Ini merupakan bentuk dari wudlu lahiriyah atau jasadiyah. Lantas bagaimana bentuk wudlu bathiniyah?

Wudlu bathiniyah ialah membersihkan diri dari rasa iri, dengki, pemarah, pembenci dan koloninya. Karena kita tidak bisa membawa diri ke hadapan tuhan dengan situasi hati yang lalai kepadanya. 

Meskipun itu sah secara syari'at, alangkah baiknya jika sholat kita bisa sah secara menyeluruh, sah secara lahir dan batin. Karena itulah jalan yang paling dekat menuju "khosyiin" yaitu orang-orang yang khusu' dalam sholatnya.

Virus covid-19 mengharuskan kita untuk tidak membersihkan diri secara lahiriyah semata, melainkan juga membersihkan diri secara bathiniyah sangat diperlukan. Hal ini agar wudlu kita terhadap dunia bisa suci secara utuh. 

Berbeda dengan wudlu lahiriyah, wudlu bathiniyah tidak ada pakemnya, tetapi arahnya sama. Ada yang menggunakan sholawat, dzikir, hizb, dan lainnya. Ada beberapa referensi terkait wudlu bathiniyah terhadap covid-19, salah satunya yang ditulis oleh maulana Muhammad Ainun Nadjib yang tercantum dalam website caknun.com yaitu:

  • Al fatihah 3x
  • Salah seorang membaca surat al Hasyr
  • Ayat kursi, pada kalimat WALA YAUDUHU HIFDHUHUMA diulang 9x
  • Ya Hafidh Ya Hafidh Ihfadhna, Ya Rahman Ya Rahim Irhamnaa 33x
  • Ya Rohman Ya Rohim, Ya Hadi Ya Mubin 33x (malamnya semua memperhatikan mimpinya)
  • Robbana atina qothrota luthfi muhammadin fii qolbii
  • Robbana atina qothrota luthfi muhammadin fii jasadi
  • Robbana atina dzarrota luthfi muhammadin fii ruuhii
  • Robbana atina dzarrota luthfi muhammadin fii hayatii
  • Hasbunallah (sebagaimana lagu kiai kanjeng)
  • Surat yasin ayat 82 bareng-bareng,kemudian ayat 83, diakhiri doa sapujagat

Usaha lahiriyah dan bathiniyah harus kita lakukan dengan seimbang, agar virus corona bisa segera pulang dari tugasnya bertamu ke bumi pada saat ini. wallahu a'lam bisshowab.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun