Mohon tunggu...
Muhamad Ridwan Kafara
Muhamad Ridwan Kafara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia

Amor Fati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Problem Induktivisme

10 Oktober 2021   19:31 Diperbarui: 10 Oktober 2021   19:34 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hume mengklaim bahwa semua penalaran yang melampaui masa lalu dan masa kini dan menyimpulkan bahwa sebuah perilaku ini akan berlanjut dan satu -- satunya cara menghubungkan ide -- ide. 

Sama dengan pengalaman kita dapat memeriksanya dan mengetahuinya tentang sebuah sebab dan akibat dan memahami sifatnya, pengetahuan kita tentang sebab akibat adalah merupakan hasrat ekstrapolasi  Hume menghubungkan induksi dengan sifat sebab-akibat dan hukum-hukum alam, dan pengaruhnya terhadap perkembangan filsafat barat. 

Hume membedakan dua jenis proposisi yaitu proposisi yang menyangkut hubungan gagasan dan yang menyangkut  masalah fakta , contoh proposisi yang menyangkut hubungan gagasan yaitu skakmat adalah akhir dari permainan catur  dan bujang adalah orang belum menikah, contoh  proposisi yang menyangkut masalah  fakta yaitu plato meninggal pada tahun 399 sm adalah proposisi yang salah tentang suatu fakta. 

Setiap proposisi tentang ide -- ide  dapat dibuktikan dengan deduksi, karena negasinya akan menyatakan kontradiksi contoh jumlah bilangan prima dapat  dibuktikan jika dapat menunjukan bahwa negasi itu tidak konsisten apabila bukti akan  dimulai bahwa yang besar adalah bilangan prima. 

Dalam definisi kebenaran yang diperlukan secara logis adalah  bahwa negasi adalah kontradiksi. Sesuatu yang mirip dengan metode ini juga terkadang digunakan untuk menunjukan konsekuensi yang tidak masuk akan mengikuti beberapa proposisi. Hume berpendapat sebuah  pengetahuan tentang hal-hal fakta hanya dapat diturunkan melalui indera karena ide-ide yang terlibat adalah hanya secara logis tidak terkait dan karenanya proposisi tidak secara deduktif terbukti. 

Ambil proposisi bahwa Everest adalah gunung tertinggi di Bumi. Semua pemikir ini berbagi keyakinan bahwa ada bukanlah konsep bawaan dan bahwa semua pengetahuan kita tentang dunia adalah berasal dari, dan dibenarkan oleh, persepsi indrawi kita, karenanya semuanya menyangkal bahwa pengetahuan apriori tentang fakta adalah mungkin. 

Hume juga sangat skeptis tentang metafisika atau teologis spekulasi. 

Sekarang, banyak orang, termasuk beberapa filsuf, berpikir bahwa filsafat sering berkaitan dengan konsep-konsep yang begitu abstrak dan menjauhkan diri dari kehidupan sehari-hari sehingga mereka tidak ada hubungannya dengan apa pun seseorang dapat mengukur atau mengalami, dan karena itulah mereka kurang lebih tidak berarti. 

Beberapa orang juga akan berpendapat bahwa pemikiran- ing dengan cara ini adalah buang-buang waktu. 

Hume setuju dan menyarankan bahwa jika seseorang mengambil beberapa buku, atau teks lain, dan tidak mengandung 'abstrak' penalaran tentang kuantitas atau jumlah', atau 'alasan eksperimental- ing tentang masalah fakta dan keberadaan', maka itu harus dibakar karena itu hanyalah 'kecanggihan dan ilusi'. 

Dikotomi ini dikenal sebagai garpu Hume. Pertimbangkan persyaratan bahwa sebelum membuat inferensi induktif kita harus mengkaji fenomena yang dimaksud dalam berbagai kondisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun