Hujan Telah Turun Membasahi Bumi Kalimantan
Secara bertahap semua daerah di Kalimantan Selatan mulai merasakan guyuran air hujan dari langit, udara pagi yang dalam beberapa bulan terakhir biasanya pengap dan berbau menyengat khas kebakaran hutan dan lahan, secara berangsur terasa lebih dingin dan sudah pasti lebih segar dari biasanya.Â
Lega rasanya beberapa hari terakhir bisa menikmati lagi kesegaran pagi yang sekian lama menjadi "barang mewah dan langka" bagi kami masyarakat Kalimantan Selatan.Â
Tapi, seperti tidak mau memberi jeda untuk rehat barang sejenak pasca berjibaku dengan musibah karhutla yang menyesakkan dada, alam Kalimantan Selatan kembali memberi "sinyal" tanda bahaya yang mengingatkan kita semua untuk terus waspada di musim peralihan yang biasa dikenal sebagai pancaroba.
Angin Puting Beliung Menebar Teror
Pasca menjadi bulan-bulanan kabut asap yang begitu mengerikan, banua Kalimantan Selatan kembali mendapatkan ujian berupa datangnya beberapa musibah khas masa pancaroba.
Dimulai pada awal Oktober, angin puting beliung  sempat menerjang di beberapa wilayah Kalimantan Selatan seperti, Barito Kuala, Sungai Tabuk-Kab. Banjar dan Kusan Hilir-Kab. Tanah Bumbu.
Seperti tidak mau  ketinggalan, hujan sporadis yang sempat turun merata di Kalimantan Selatan juga menebar teror berupa musibah tanah longsor di Kabupaten paling ujung, Tabalong.
Terbaru, diawali dengan konsentrasi awan hitam yang menjadikan sore hari menjadi lebih gelap dari seharusnya, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala yang beberapa hari lalu sempat viral karena konsep tanaman refugia di areal persawahannya  diserbu para pelancong, karena vegetasi ragam bunga warna-warninya sedang mekar bersamaan, sehingga terlihat sangat cantik, Jumat sore (10/10/2019), diterjang angin puting beliung yang disertai dengan turunnya hujan es. Akibatnya 11 rumah warga setempat rusak parah dan untuk sementara tidak bisa ditinggali.
Banjir dan Tanah Longsor Juga Mengintai