Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Bali Wae Neng Jogja"

6 Mei 2019   08:25 Diperbarui: 6 Mei 2019   08:37 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa yang Tidak Kangen Jogja (foto : mandirimarathon.com)

Setiap teringat romantika Jogja yang khas dan memorable, baik karena mendengar lagu, berita atau kebetulan terbaca quote apapun terkait Jogja, saya selalu teringat dengan sebaris kalimat sugestif dengan pilihan diksi yang menurut saya sangat  cerdas, "Bali Wae Neng Jogja".  

Kalimat sederhana  yang tersusun dari 4 (empat) kosakata berbahasa Jawa ngoko yang berarti "pulang saja ke jogja" ini, bagi saya layaknya ucapan seorang ibu yang berdiri di depan pintu dengan senyuman terindah dan tangan terbuka siap menyambut anaknya yang rindu dengan pelukan terhangatnya!  

Itulah yang saya angankan ketika ingat Jogja! Kota berbudaya yang selalu menawarkan hangatnya "pelukan" seorang ibu pertiwi khas dengan balutan adat istiadat dan unggah-ungguh budaya masyarakat Jawa yang tetap terjaga dan terpelihara dengan baik ditengah dinamika sosial masyarakatnya yang  terus bergerak  konvergen menuju era  milenial. Yuk, pulang ke Jogja!

Bali Wae Neng Jogja (Foto : @dagadudjokdja)
Bali Wae Neng Jogja (Foto : @dagadudjokdja)
Selain dari segi makna dalam bahasa Jawa yang sugestif dan begitu meneduhkan, ada lagi yang menarik dari kalimat "Bali Wae Neng Jogja" ini, khususnya dari sisi design visual-nya di beberapa produk souvenir seperti kaos, gantungan kunci, sticker, booklet dll. Dari design-nya, kita akan menemukan sebuah pesan lain dari kalimat  “Bali Wae Neng Jogja” ini. 

Kata Bali yang dicetak dengan jenis font berbeda dari 3 (tiga) kata yang lain (sepertinya) jelas merujuk pada Bali sebagai pulau dewata, destinasi wisata budaya populer  milik Indonesia lainnya. Hal ini diperkuat dengan tampilan 2 (dua) kuntum bunga kamboja berwarna putih kekuning-Kuningan yang memang identik dengan hiasan pemanis di telinga penari Bali. Lantas Maksudnya apa?

Jika kata Bali dimaknai sebagai Bali Pulau Dewata, maka  secara bebas kalimat  "Bali Wae Neng Jogja" bisa dimaknai sebagai (indahnya destinasi wisata) Bali juga ada di Jogjakarta. Naaaah ini dia! Menurut saya ini hebat! Artinya, masyarakat Jogjakarta “mengerti dan memahami” potensi besar kampung halaman mereka, bahkan mereka berani menyejajarkan diri dengan salah satu destinasi wisata kelas dunia, Bali!

Tanpa bermaksud membanding-bandingkan dengan Bali yang saya yakin masing-masing pasti mempunyai kekhasan, sisi unik dan menariknya sendiri-sendiri, Jogja memang layak menjadi destinasi wisata alam dan budaya layaknya Pulau Dewata yang termasyhur di dunia, karena Jogja memang mempunyai segalanya, sehingga selalu ngangeni! Buktinya?

(Grafis : mandirimarathon.com)
(Grafis : mandirimarathon.com)
Mandiri Jogja Marathon!

Event Sport Tourism Mandiri Jogja Marathon yang tahun 2019 ini memasuki edisi ke-3 (tiga), menawarkan rute dengan panorama indah khas alam Jogjakarta, merupakan salah satu bukti terkuat bahwa Jogjakarta memang destinasi wisata alam, budaya dan sejarah yang selalu ngangeni siapapun yang pernah bersua dengannya.

Buktinya, 7500 pelari dari 11 negara berbeda tercatat ingin “kembali”  menjadi peserta Mandiri Jogja Marathon 2019 yang akan menjelajahi keindahan alam, peninggalan sejarah serta merasakan sendiri kehangatan “budaya” masyarakat Jogja yang  ramah, santun dan penuh  tepo seliro dalam menyuguhkan kesenian lokal dan makanan tradisional di sepanjang rute marathon yang tersebar di 13 (tiga belas) desa serta 3 (tiga)  daerah tujuan wisata utama di Jogjakarta, seperti Candi Prambanan, Candi Plaosan dan Monumen Taruna dengan aman dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun