Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masjid Ar-Rohah, Oase Bersejarah di Tengah Riuh Jantung Kota Jakarta

21 Desember 2018   00:03 Diperbarui: 22 Desember 2018   10:35 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Jami Ar-Rohah (Foto : @kaekaha)

Tanpa pikir panjang, setelah mengucapkan terima kasih dan bersalaman dengan dua orang security tersebut,  saya langsung menarik Rio untuk mengikuti langkah saya. Dengan setengah berlari karena takut terlambat, kami berdua menuju masjid yang sama sekali tidak terlihat wujud dan bentuknya tersebut, tapi kami bisa mendengar puji-pujian asmaul husna yang digemakan oleh marbot masjid melalui pengeras suara.

Suasana Subuh di Masjid Jami Ar-Rohah (Foto : @kaekaha)
Suasana Subuh di Masjid Jami Ar-Rohah (Foto : @kaekaha)
Sampai di depan masjidnya sekalipun, penampakan masjid tetap belum terlihat karena barisan mikrolet (sebutan angkot di Jakarta)  yang rapat menutupnya. Benar dugaan saya, sepagi ini masjid ini ternyata dipenuhi oleh para sopir angkot, sopir taxi argo, tukang ojek, polisi yang siap bertugas dan para pedagang termasuk pedagang kopi keliling yang sepagi ini sudah mengukur jalan untuk menjajakan kopinya kepada para penikmatnya. 

Dari pandangan pertama, sebenarnya saya sudah merasakan adanya sejumlah keganjilan pada masjid yang ukurannya tidak terlalu besar dengan arsitektur yang menurut saya teramat sederhana ini.

Kok bisa, masjid seperti ini tetap bisa bertahan di tengah-tengah hiruk pikuk hedonisnya kota Jakarta, apalagi lokasinya di jalan Abdul Muis yang disekitarnya bertebaran berbagai bangunan dan gedung-gedung penting "ternama", tepat di jantung kota Jakarta tidak jauh dari tugu Monas, landmark ibu kota yang paling ikonik . 

Masjid Jami AR-ROHAH (Foto : @kaekaha)
Masjid Jami AR-ROHAH (Foto : @kaekaha)
Setelah selesai sholat, di teras masjid tepat di bagian kuda-kuda bangunan terpasng papan nama masjid berwarna hijau tua dengan tulisan Masjid Jami AR-ROHAH. Ada yang yahu arti nama AR-ROHAH?

Tertutup deretan mikrolet,  kesederhanaan arsitektur dan ragam jamaah yang memenuhi pagi subuh melengkapi deretan "keganjilan" yang semakin memperkuat  daya tarik masjid ini. Tapi karena sebentar lagi aktifitas kami dengan tuan rumah yang mengundang saya ke Jakarta segera di mulai,  maka selesai sholat saya sama Rio langsung bergegas kembali ke hotel yang dari depan masjid bangunannya kelihatan dengan jelas. 

Baca Juga : Masjid Sultan Suriansyah, Monumen Berdirinya Kota Banjarmasin

Subuh hari pertama saya di Masjid Jami AR-ROHAH memberikan kesan "tergoda" dan saya berjanji dalam hati untuk kembali esok pagi, Insha Allah! Kok besok pagi? Ya karena padatnya rundown  acara kami, sepertinya hanya waktu subuh saja saya bisa ikut sholat berjamaah di Masjid Jami AR-ROHAH.

Selain "fakta" masih adanya kumandang azan subuh yang bersahut-sahutan di langit pagi Jakarta, fenomena lain di pagi subuh Jakarta yang menarik perhatian saya  adalah kicauan burung jalak yang selalu nyaring terdengar dari pepohonan menjulang di kiri kanan jalan Kebon sirih dan Abdul Muis. Suara kicauan ini sama persis dengan suara kicauan burung jalak di kampung saya, setiap azan subuh menggema di pagi buta.   

Tapi karena penasaran dengan Masjid Jami AR-ROHAH, disela-sela agenda ISHOMA alias Istirahat, Sholat dan Makan saya mencoba browsing  di internet terkait data-data tentang Masjid Jami AR-ROHAH. Sayang di dunia maya sangat sedikit sumber data tentang Masjid Jami AR-ROHAH. Tapi dari yang sedikit itu, justeru membuat saya semakin penasaran lho! Karena ada satu artikel dari kompas.com yang menyatakan bahwa Masjid Jami AR-ROHAH ini merupakan bagian dari tur sejarah tanah abang. Artimya, Masjid Jami AR-ROHAH termasuk salah satu Masjid bersejarah di Jakarta. 

Suasana Subuh di Masjid Jami Ar-Rohah (Foto : @kaekaha)
Suasana Subuh di Masjid Jami Ar-Rohah (Foto : @kaekaha)
Selain itu, dari ulasan seseorang bernama Ilham Ilhami di goglemap saya dapatkan data berdirinya Masjid Jami AR-ROHAH di tahun 1920 sekaligus sebagai salah satu masjid tertua di betawi/Jakarta yang sebelumnya merupakan bangunan mushalla dari abad 19 (1890). Menariknya lagi, menurut Ilham Ilhami di samping masjid konon juga terdapat makam keramat-nya lho! "Anak bonjae bilang  makam Kumpi..." begitu tulisan ulasan dari Ilham Ilhami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun