Mohon tunggu...
Kadek Ayu Krisnawati
Kadek Ayu Krisnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa S2 Pendidikan IPA UNDIKSHA Singaraja

Hobi Rekreasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tri Hita Karana: Dasar Kebahagiaan dan Tujuan Hidup Manusia

29 September 2025   02:41 Diperbarui: 29 September 2025   02:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mind Mapping THK dasar Kebahagiaan & Tujuan Hidup Manusia

Di zaman modern seperti sekarang ini, dimana kita dihadapkan dengan kemajuan di berbagai bidang seperti kemajuan dalam bidang teknologi.kebanyakan orang berprinsip jika kebahagaian hanya bisa diperoleh ketika seseorang memliki materi. Dengan deikian orang-rang sibuk mengejar materi. Tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk sekedar bertegur sapa dengan tetangga, atau ngobrol dengan keluarga, ataupun mengucap syukur kehadapa Tuhan. Yang menjadi pertanyaan, apakah kondisi tersebut sudah membuat kita Bahagia?

            Ataukah kita semakin terjebak dalam kondisi yang semakin jauh dari kata bahgia. Keadaan ini memicu tingkat sters yang tinggi, krisis lingkungan , serta hubungan sosial yang semakin renggang. Bukankah  Falsafah Tri Hta Karana bisa membantu kita dalam kondisi seperti itu. Dalam Falsafah Tri Hita Karana yang secara harafiah berarti tiga penyebab kebahagiaan, mengajak kita kembali menuju tiga pilar kehidupan.

            Pentingya memahami kembali konsep Tri Hita Karana dalam memperoleh kebahagiaan pada masai ini sangat penting, mengingat telah terjadi krisis di berbagai dimensi yang terjadi pada generasi saat ini. seperi kurangnya komunikasi langsung, kebanyakan mereka hanya bersosialisasi di dunia maya ketimbang berbicara langsung di dunia nyarta, terajadi konflik di masyarakat akibat miskomunikasi, dan berkurangnya rasa empati ini merupakkan bukti bahwa rusaknya hubunan manusia dengan manusi atau Pawongan. Isu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan , masyaraka tidak peduli dengan sampah yang semkin lama seamik mengancam kehidupan merupakan bukti dari rusaknya hubungan manusia dengan lingkugan atau Palemahan. Tarap kesibukan masyarakat yang membuat orang sulit untuk sekedar mengucap syukur, ikut melaksanakan proses keagamaan, adalah contoh dari adanya kerenggangan hubungan manusia dengan tuhan atau Parahyangan. Fenomena ini merupakan masalah yang tidak dapa dipisahkan, tetapi merupakan gejala hilangnya harmoni. Dengan demikian penting bagi kita Bersama untuk merenungkan Kembali apa nilai dari Tri Hita Karana, sehingga kebahagiaan sejadi bisa terwujud.

            Tri Hita Karana berasal dari kata Tri yang berarti tiga, Hita yang berarti kebahagiaan, dan Karana yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti tiga penyebab terciptanya kebahagiaan. Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup umat Hindu sangat tangguh. Falsafah ini memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah arus globalisasi dan homogenisasi.

            Konsep Tri Hita Karana dikelompokkan menjadi tiga nilai yaitu : 1) akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Parahyangan), 2) akhlak terhadap manusia (Pawongan), dan 3) akhlak terhadap lingkungan (Palemahan). Ajaran ini memperkenalkan nilai-nilai realitas hidup bersama dalam hal penanaman nilai-nilai religius, pembudayaan nilai sosial, penghargaan gender, penanaman nilai keadilan, demokratis, sikap kejujuran, peningkatan sikap dan daya juang, sikap tanggung jawab, dan penghargaan terhadap lingkungan.

1) Parahyangan (Harmoni dengan Tuhan)

            Landasan dari Parhyangan adalah Bakti dan perwujudannya mengandung nilai kebenaran (Satyam). Ini bukan sekadar tentang ritual ibadah, tetapi juga manifestasi iman dalam tindakan nyata. Indikatornya mencakup pengakuan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan , menerima keberagaman sebagai wujud kemahakuasaan-Nya , dan menunjukkan sikap welas asih kepada semua makhluk sebagai cerminan ketakwaan. Dengan menjaga hubungan ini, manusia memiliki pegangan moral dan tujuan hidup yang lebih tinggi (Sudiana, 2024).

2) Pawongan (Harmoni dengan Sesama)

            Hubungan harmonis antarmanusia dilandasi oleh Tresna atau cinta kasih dan berpegang pada nilai kebajikan (Siwam). Harmoni sosial ini diwujudkan melalui perilaku sehari-hari, seperti menunjukkan sikap sopan dan santun , bersikap toleran terhadap perbedaan suku, agama, dan ras , serta memiliki empati dan kepedulian sosial. Prinsip ini juga mengakui bahwa setiap orang memiliki harkat yang sama dan akan menjadi sempurna dalam hubungannya dengan orang lain. Bekerja sama secara terbuka dan menjalin komunikasi yang humanis adalah kunci dari Pawongan (Yasa, 2022)

3) Palemahan (Harmoni dengan Alam)

            Hubungan dengan alam dan lingkungan sekitar dilandasi oleh sikap Asih atau sayang dan berorientasi pada nilai keindahan (Sundaram). Praktik Palemahan mencakup penerapan hidup bersih , menunjukkan kepedulian pada kesehatan lingkungan , dan memanfaatkan lingkungan secara bijak. Konsep ini menyadarkan kita bahwa hidup manusia sangat bergantung pada alam dan kebahagiaan kita ditentukan oleh kemampuan beradaptasi dan memanfaatkan hukum alam secara positif (Padet, 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun