Buleleng, Bali — MA Syamsul Huda Tegallinggah menjadi saksi penayangan perdana video dokumenter berjudul “Harmoni Akulturasi di Bumi Panji Sakti: Menyulam Jejak Nyama Bali dan Nyama Selam dalam Lintas Budaya Tegallinggah”. Dokumenter ini mengangkat kisah unik harmonisasi budaya antara masyarakat Hindu Bali (Nyama Bali) dan Muslim Bugis (Nyama Selam) yang telah berlangsung sejak abad ke-17. Video ini merupakan hasil riset mendalam oleh Kadek Nova Suadnyana, Luh Sulistia Rahayuni, dan Ida Bagus Gede Aditya selaku penerima bantuan Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2025 dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV.
Video berdurasi 21 menit ini memotret perjalanan sejarah masuknya komunitas Muslim Bugis pada masa ekspedisi Panji Sakti, integrasi sosial melalui pengelolaan Subak Wingin, hingga tradisi pernikahan Muslim Tegallinggah yang memadukan nilai-nilai Islam dengan adat Bali. Ketiga aspek ini menggambarkan akulturasi bukan sekadar toleransi pasif, melainkan praktik kehidupan sehari-hari yang membentuk identitas budaya hibrida.
Kepala MA Syamsul Huda, Baitullah, menyampaikan apresiasinya atas penayangan ini. “Kami berharap dokumenter ini membuka wawasan generasi muda tentang pentingnya merawat kerukunan dan menghargai warisan budaya leluhur,” ujarnya.
Salah satu penonton, Sintia Amelia, siswa kelas XI, mengaku terkesan. “Saya baru tahu kalau tradisi pernikahan di desa kita ada prosesi base tampin dan metangas yang ternyata bagian dari budaya lokal yang unik. Ini membuat saya bangga menjadi bagian dari Tegallinggah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, tim peneliti juga menyerahkan bukti dokumentasi lengkap dan sertifikat hak cipta video dokumenter kepada Pemerintah Desa Tegallinggah. Penyerahan dilakukan secara simbolis dan diterima langsung oleh Kepala Desa Tegallinggah, Bapak I Ketut Murdana, S.Sos, sebagai bentuk pelestarian memori kolektif desa dan upaya menjaga warisan sejarah lintas generasi. Sebagai lanjutan video ini juga direncanakan akan ditayangkan kembali pada upacara peresmian Kantor Kepala Desa Tegallinggah yang baru dalam waktu mendatang sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya lokal yang hidup dan tumbuh bersama masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI