Mohon tunggu...
M.Kabul Budiono
M.Kabul Budiono Mohon Tunggu... Dosen, tetap suka menulis, pemerhati masalahj sosial dan praktisi seni budaya

Lahir di desa, berkembang di kota bekerja di RRI dan TVRI, pernah menjadi Anggota Dewan Penasehat PWI Pusat, masih lanjut aktif di media sosial dan menjadi Dosen Universitas Indraprasta PGRI. Saya sudah sejak lama aktif di Kompasiana dengan nama yang sama, namun beberapa tahun berhenti, dan sejak beberapa waktu lalu berusaha aktif kembali.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catatan Kemerdekaan ( 2 ) : Besar dan Kecil di Alam Kemerdekaan

6 Agustus 2025   14:43 Diperbarui: 6 Agustus 2025   14:43 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari situs https://seputarpendidikansd.blogspot.com/2012/12/kebaikan-kecil-dan-kebaikan-besar.html

Kecil dan besar  adalah antonim atau kata yang berlawanan, sebagaimana terang dan g elap, sedih dengan bahagia, cepat dan lambat dan masih banyak yang lainnya.

Dalam kehidupan  dikenal adanya istilah wong cilik atau rakyat, yang bukanlah  pengged atau pembesar alias  pejabat.
Kecil digunakan untuk melukiskan barang atau bentuk yang memang kecil misalnya kerikil itu kecil sedangkan batu bentuknya lebih besar. Tetapi kedua kata itu juga dapat bersifat konotatif misalnya orang kecil ( wong cilik ) untuk rakyat walau berbadan besar; dan orang besar ( pengged ) untuk pejabat atau penguasa kendati postur tubuhnya kecil. Tentu dalam hal jumlah, orang besar di suatu negara jumlahnya tentu jauh sangat lebih sedikit dibandingkan dengan rakyat kecil. 


Dalam bahasa Jawa ada juga ungkapan kausalitas mengenai besar dan kecil, yaitu kricikan dadi grojogan, yaitu perkara kecil dapat menjadi perkara besar. Karena itu di masa pemerintahan  ORDE BARU dulu, mempersoalkan hal hal yang bersifat SARA, yaitu Suku, Agama, Ras, Aliran,  dilarang. Mengapa ? Karena kasus kecil SARA, di suatu wilayah dapat melebar ke tempat lain, karena SARA itu sensitif untuk Indonesia yang bhineka.


Namun kecil tidak selalu harus berlawanan dengan besar. Orang besar yang baik justru akan selalu menyayangi orang kecil.
Seseorangpun tidak begitu saja menjadi besar, namun melalui  proses yang dilalui secara bertahap dimulai dari kedudukan atau derajat yang kecil. Kecuali jika karena ada campur tangan orang besar, setidaknya yang besar pengaruhnya.

Dengan melewati tangga karir,baik dalam lingkup kepegawaian negeri, militer atau politik,orang kecil yang menjadi orang besar, sangat boleh jadi tampil dengan kemapanan pemikiran, dan kebijaksanaan berkat pengetahuan atau pengalaman yang sudah diperolehnya. Namun di negeri yang sudah merdeka selama 80 tahun ini, ada orang yang bisa tiba tiba menjadi sangat besar, dan menduduki jabatan negara dengan tanggung jawab besar. Padahal orang Inggris mengenal ungkapan agar memulai cita atau tujuan yang besar dengan tindakan kecil, bertahap dan penuh cinta.  " Do little things, with big love", lakukan hal hal kecil tetapi dengan penuh kasih dan kesungguhan. 

Ini sesungguhnya juga suatu peringatan agar manusia jangan bersegera ingin menjadi besar tanpa memperhitungkan tahapan tahapan dalam pekerjaan, karir atau kehidupan. Resikonya, bisa saja nabrak nabrak aturan, kalapun tidak  menghalalkan segala cara, tampilpun tanpa wibawa, sehingga menjadi bahan olok-olok. 

Di masa ketika usia kemerdekaan semakin bertambah, mudah-mudahan orang yang memimpin negeri ini, adalah orang orang besar, yang pernah merasakan menjadi orang kecil, sehingga selalu berusaha melaksanakan amanah untuk membahagiakan orang-orang kecil

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun