Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jambi Melawan Aneksasi Belanda 1858-1907

28 Februari 2021   14:44 Diperbarui: 28 Februari 2021   14:47 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertempuran di Jambi 1858-Kredit Foto: nederlandsekrijgsmacht

Mereka ditugaskan untuk merebut kembali kapal yang hilang secepat mungkin. Kapal uap Pontaniak, dipimpin oleh Letnan 1 kelas P.M.W.T. Krayenhoff van de Leur, meninggalkan Palembang dengan misi yang sama.

Kapal-kapal memasuki Sungai Dendang, dan dengan cepat ditembaki oleh kapal p enjelajah yang ditangkap, tetapi berhasil melawan api dengan meriam mereka. Hal ini menyebabkan kapal penjelajah direbut kembali. Dalam perjalanan pulang, kapal-kapal kembali diserang dan seorang pelaut, De Jong, terbunuh.

Pasukan perlawanan Jambi terus melakukan gangguan kapal-kapal Belanda, yang berpuncak pada serangan pada 14 November ketika kapal uap Ophir, dari Perusahaan Hindia Timur Belanda, melakukan tembakan hebat di sebuah desa sekitar satu jam dari Jambi. Pada malam 21 dan 22 November, Kapal Uap MS Soembing juga mengalami kebakaran hebat setelah banyak tembakan meriam.

Serangan berhenti hanya ketika MS Pontaniak datang untuk membantu Soembing. Keesokan paginya, pangkalan tempat serangan diluncurkan ditemukan dan dihancurkan, mengakhiri perlawanan untuk sementara.

Sultan Thaha Melawan Sampai Akhir

Pada 1889 kakak laki-laki Sultan Taha, Pangeran Dipa Negara yang awalnya pendukung Sultan pro Belanda, akhirnya mengasingkan diri ke Muara Tabur. Diikuti beberapa pangeran lain membangun kubu pemungut cukai di Muara Sekamis dan mereka tidak suka orang Eropa.

Ketika rasa anti orang Eropa meningkat, seorang Inggris bernama H. Houston melah melakukan eksplorasi geologi tanpa memperdulikan peringatan penasehat pemerintah Belanda. Kegiatannya meliputi pantai barat Sumatera dan dataran tinggi Jambi. Houston akhirnya terbunuh.

Pada 1891 giliran seorang controleur Belanda tewas di kawasan Soralangun. Keadaan makin memanas hingga awal 1900 ketika kaum pendatang Minang bergabung dengan masyarakat setempat melawan Belanda. Perlawanan timbul tenggelam.

Namun pelan-pelan Belanda menunjukan keunggulannya secara milier Pada April 1904 Sultan Thaha gugur pada usia 88 tahun, dalam pertempuran melawan pasukan Belanda dipimpinan Letnan Badings di Bedung Bedarah (ada referensi menyebut Betung Bedara) bersama dua orang penggiringnya. Tidak lama sesudah itu wafatlah Pangeran Dipa Negara, dan Raden Anom.

Pada September 1904 datanglah di Jambi seorang bangsa Hongaria bernama Karl Hirshc, tetapi dia mengaku bernama Abdullah Jusuf, Letnan Kolonel dari Turki untuk membantu keluarga raja melawan Belanda. Sejumlah bangsawan terpengaruh dan bergabung. Belanda segera menangkap arl Hirsch dan mengirimnya ke Batavia. Sebilan belas bangsawan Jambi dibuang ke Madiun. Namun Pangeran Ratu meloloskan diri ke Ulu Batang Hari melalui Indragiri dan Lubuk Ramo.

Jambi tetap bergolak. Pada November 1904 Controleur Krussen di serang di Nalo (Bangko) dan dibunuh di dusun dalam. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Jambi dipeirntah langsung pada 1 Februari 1906. O.L Helfach diangkat menjadi residen Jambi, didukung seorang asisten residen dan sembilan controleur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun